Ibu, Aku Ingin Bebas





Salam hangat buat akhi dan ukhti yang masih bersedia mampir diblog saya. beribu ucapan terima kasih saya haturkan kepada pembaca yang sudah berkenan membaca setiap kalimat yang saya rangkai menjadi paragraf hingga berbentuk tulisan. Dalam tulisan saya kali ini boleh saya menyebut akhi dan ukhti sebagai teman agar lebih akrab? Semoga diizinkan ya.. :)

Saya salah satu orang yang sering dijadikan tempat curhat oleh teman-teman saya. Baik dari kalangan wanita maupun laki-laki. Macam-macam hal mereka ceritakan kepada saya. Mulai dari hal yang bersifat umum sampai yang amat sangat pribadi. Saya bersyukur masih ada orang yang mau mencurahkan isi hatinya kepada saya karena itu tandanya mereka percaya kepada saya. Bahkan untuk hal-hal yang sangat pribadipun mereka curhat ke saya tanpa malu dan takut akan saya bocorkan rahasianya. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih bisa menjadi orang yang amanah dalam menjaga rahasia orang lain. Saya selalu menjaga kepercayaan yang orang lain taruh kepada saya, karena kepercayaan itu adalah modal bagi saya untuk menjadi orang yang amanah.

Saya punya cerita hasil curhatan dari salah satu teman saya. Ingin saya sebut namanya, tapi demi menjaga privasinya jadi lebih baik tidak perlu disebut. Padahal sebenarnya dia justru senang jika saya sebut namanya dalam tulisan yang saya buat. Hehehe aneh ya teman saya itu?. Sebenarnya curhatannya tidak ada sifat rahasianya juga sih, sifatnya umum.

Kita sebut saja dia si A ya biar simple. Teman saya yang satu ini adalah wanita yang baik, cantik fisiknya, dan gemar bercanda. Dia juga tipe wanita yang penurut sama orang tua, dan itu sangat bagus. Namun yang saya sayangkan adalah sifat orang tuanya, yaitu terlalu mengekang. Sebenarnya saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan orang tua teman saya ini, saya juga tidak memihak si A. Teman saya ini tidak cuma sekali atau dua kali curhat ke saya tentang keluh kesah hidupnya. Sering banget deh pokoknya, saking seringnya, sampai tidak terhitung dan saya juga lupa hal apa saja yang sudah dia curahkan kepada saya.hehehe.

Kenapa saya menyayangkan sikap orang tua A yang terlalu mengekang kehidupan anaknya ini? Begini, akhi dan ukhti senang tidak jika disayang dan diperhatikan oleh orang tua? Senang dong pastinya.  Beda dengan teman saya ini, justru dia merasa terbebani dengan kasih sayang dan perhatian orang tuanya yang berlebihan. Orang tua teman saya ini sebenarnya punya tujuan baik untuk anaknya. Di dunia ini mana ada sih orang tua yang punya maksud jahat ke anaknya?



Tidak sedikit kasih sayang orang tua yang berlebihan justru menjadi beban bagi sang anak karena kasih sayang itu malah berubah menjadi sifat mengekang dan selalu ingin memiliki hidup sang anak. Si A ini lulusan SMK di daerah Serang Banten. Biasanya kalau lulus SMA kita mau apa nih? Kuliah, kerja, atau buka usaha kan? Tapi teman saya ini aneh, dia tidak diperbolehkan kerja. Alasannya karena orang tuanya tidak ada temannya dirumah, karena kebetulan A adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakaknya yang pertama dalah wanita dan sudah menikah. Jadi tinggal dia dan kedua orang tuanya di rumah. Kuliah katanya tidak ada biaya. Dan mau buka usaha dia sendiri pun bingung mau buka usaha apa.

Coba teman-teman bayangkan sendiri betapa dia merasa jenuh dalam keadaan seperti itu. Sepi tidak ada teman cerita. Jenuh dengan dengan rutinitas hariannya yang hanya berdiam diri di rumah membantu ibu menyelesaikan pekerjaan dapur seperti mencuci baju, mencuci piring, ngepel, nyapu, dan pekerjaan rumah lainnya. Selain pekerjaan rumah, dia juga punya tugas tambahan yaitu menjaga warung, kebetulan ibunya membuka warung kecil-kecilan didepan rumahnya. Selain menjaga warung dia juga punya tugas lain yaitu mengantar jemput sekolah  keponakannya setiap pagi dan siang. itu yang dia lakukan selama hampir 3 tahun terhitung sejak lulus SMK. 

                Selain kejenuhan yang dia rasakan, rasa tertekan pun hinggap di dadanya. Tertekan bagaimana? Di saat dia tidak boleh bekerja, dia pun tidak bebas bermain ke rumah teman-temannya, termasuk ke rumah saya. Untuk bermain ke rumah temannya, yang berjarak kurang lebih 5 km saja dia harus banyak penjelasan ini dan itu. Padahal dia punya kendaraan motor. Hal  ini justru jadi alasan ibunya untuk mengekang, yaitu takut ada apa-apa dijalan. Selain itu yang bikin ibunya lebih parno lagi, si A ini pernah kecelakaan dan hampir sebulan dia harus berbaring di tempat tidur akibat kakinya yang patah. Nahh Saking repotnya birokrasi izin ke ibunya itu, terkadang dia harus bohong sekali dua kali. Jangankan main kerumah teman yang berjarak kilometer, bermain ke rumah saya saja yang hanya berjarak kurang lebih 10 meter dia harus kasih penjelasan panjang lebar. Ibu si A ini khawatir kalau anaknya berbohong, sehingga dia harus memastikan bahwa dia benar-benar pergi ke rumah saya bukan ke tempat lain. 

                Saat tidak bekerja apa yang ada difikiran teman-teman? Bosan dan tidak punya uang kan? si A ini tidak bekerja selama hampir 3 tahun, otomatis dia tidak punya penghasilan yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Memang sih untuk makan, kosmetik, dan pulsa dia tidak perlu repot, karena orang tua nya masih sanggup membiayai. Barang-barang itu masih murah sehingga orang tua nya tidak mempermasalahkan jika si A minta. Tetapi untuk barang-barang mewah seperti gadget berupa HP atau sandang berupa pakaian dan sepatu, si A  harus mengemis-ngemis dan bersabar. Sampai-sampai si A harus menangis agar bisa dibelikan HP china. Padahal HP yang diminta pun harganya tidak sampai 1 juta.

                Orang tuanya suka bilang ke si A “tidak usah banyak minta karena kamu gak kerja jadi mama gak punya uang banyak “. “Lahhhh bukannya yang ngelarang kerja saya kerja itu mama ya? makanya ma, izinkan A kerja supaya bisa beli kebutuhan pribadi dengan hasil kerja keras sendiri dan bisa beliin mama dan bapak barang-barang yang bapak mama inginkan”. Kalau sudah bilang seperti itu yang ada si A di ceramahin ini itu. Jadi serba salah teman saya yang satu itu. Ingin punya barang pribadi tidak punya uang buat beli, mau kerja dilarang, mau main ke rumah teman juga susah. Hidup hanya di rumah. Fix, jenuh total. 

                Sikap lain yang lebih membuat A merasa tertekan adalah desakan untuk segera menikah. Orang tuanya sering menyindir “kamu kapan sih nikahnya? Sampai sekarang belum punya pacar. Umur kamu udah tua. Mau nikah umur berapa? Gimana kalau nanti emak keburu mati duluan?”. Kalau sudah ditanya seperti itu si A cuma bisa diam. Pernah saking kesalnya didesak menikah oleh orang tuanya, dia bilang “ mama merasa terbebani dengan hadirnya saya disini? Sehingga ingin cepat-cepat menyerahkan saya kepada laki-laki supaya gak ada lagi yang merepotkan bapak sama ibu?”. ibunya hanya menjawab “ kamu tahu A, saat ini cita-cita mama itu cuma satu, yaitu melihat kamu menikah dan menimang cucu dari kamu. Mama ini cuma punya dua anak, teteh kamu dan kamu sendiri. Sebelum mama meninggal, mama cuma pengen lihat anak-anak mama bahagia dengan suaminya” . Mendengar penjelasan seperti itu si A hanya bisa menangis. Bagaimanapun kerasnya orang tua dia dalam mengekang kebebasannya, tujuan sang ibu tetap sangat mulia. Orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya bahagia bersanding dipelaminan?

Dia sudah sering kali menjelaskan bahwa mencari jodoh itu tidak mudah. Dia sudah sering menjalin hubungan dengan laki-laki dalam upaya nya mencari jodoh. Tetapi yang ada dia sering di sakitin dan dimainin. Saking capeknya dia mencari jodoh, dia memutuskan untuk tidak lagi berpacaran dengan laki-laki. Dia bilang ke saya “ capek ah Mel pacaran. Gak ada hasilnya. Disakitin, dimainin, di PHP-in. Lebih baik langsung cari yang berani melamar gue aja deh, Mel”.

                Sebenarnya saya sudah sering banget kasih masukan untuk mencari laki-laki yang baik. Jangan mau sama laki-laki yang hanya mengumbar kata-kata manis dan cuek tidak perduli. Tapi ya begitulah, si A ini memang wanita yang mudah melayang dengan kata-kata manis. Lalu dia ini tipe wanita yang tidak mau ambil pelajaran dari pengalaman. Sudah pernah disakitin, tapi masih saja mengharapkan laki-laki yang menyakitinya. Alasannya apa? Masih cinta. Saya cuma bisa bilang “Aduuhhh A, memang kamu mau makan cinta doank untuk hidup berumah tangga kelak? Lahhh yang cinta cuma kamu doank, dianya gak kan? Malu atuh sayang, masa wanita yang ngejar-ngejar. Mending yang dikejar itu adalah laki-laki yang baik, lah ini, laki-laki yang kamu tau sendiri tabiatnya jelek masih aja dikejar. Coba buka fikiran kamu lagi deh..”. Setelah berapa kali dinasehati baru si A sadar. Si A ini memang tidak mempan diceramahin sekali dua kali, mesti berkali-kali. Kalau perlu pakai metode rukiah biar langsung kena di hatinya. Hehehe...

Sebenarnya teman saya ini sudah pernah dilamar sama laki-laki yang usianya lebih tua 10 tahun darinya. Namun lamarannya itu di tolak oleh keluarga si A.  Alasannya adalah tempat tinggal sang laki-laki itu jauh, di Lampung. Sang ibu takut nanti A dibawa pergi ke Lampung. Selain itu alasan lainn ya adalah takut salah pilih karena belum terlalu mengenal kepribadian sang laki-laki sehingga khawatir setelah menikah si laki-laki ini akan menyakiti hati anaknya. Saya tidak bisa banyak beri komentar mengenai hal ini. Bagaimanapun saya tidak tahu pribadi laki-laki itu. Apapun alasan pihak keluarga si A tujuannya pasti baik, hanya ingin melindungi si A. Namun saya menyayangkan saja hal ini, ketika sudah ada yang serius tapi malah ditolak. Alhasil sekarang si laki-laki itu sudah menikah dengan wanita lain, dan si A belum juga menemukan laki-laki yang pas di hatinya. Ada beberapa laki-laki yang coba mendekatinya, namun dia kebanyakan milih. Ya sudahlah , itu haknya. Biarkan dia memilih mana yang baik untuknya. 

Sampai saat ini si A masih didesak untuk segera menikah. Dia ingin tahun depan sudah bisa menemukan laki-laki yang pas di hatinya. Semoga Allah kelak memberikan laki-laki yang terbaik untuknya. Aamiin..

Bagi seseorang hidup memang butuh kesabaran ekstra. Bagaimanapun alur hidup seseorang, yakinlah bahwa Allah punya rencana yang indah didepannya. Mungkin saat ini kita merasa hidup kita susah dan tidak adil buat kita, tapi insyaAllah dibalik ketidaknyamanan hidup kita pasti ada hal baik menunggu didepan yang sudah Allah sediakan buat kita. Tahukah teman bahwa Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya? Jika kita berprasangka baik pada Allah insyaAllah Dia pasti akan memberikan kita takdir hidup yang terbaik. Bersyukurlah atas segala apapun yang kita jalani saat ini. Setidaknya teman-teman masih diberi kebebasan oleh orang tua untuk memilih masa depan apa yang kalian pilih. Tidak dikekang oleh pilihan orang tua. Jadi hargai kebebasan itu. Dari cerita di atas kita juga bisa ambil pelajaran : Jangan Jadi Orang Tua Yang Mengekang. Mana ada anak yang mau dikekang hidupnya?

Kebebasan itu mahal harganya. Ketika kita dipercaya untuk bisa memilih jalan hidup oleh orang tua kita, itu merupakan hal yang sangat istimewa. Jagalah kepercayaan yang sudah orang tua berikan.  Contoh di atas bisa jadi pelajaran, bahwa hidup dikekang itu tidak enak. Meskipun memang kita bisa saja santai-santai di rumah jika orang tua kita kaya, tapi dimana arti hidup yang kita jalani selama ini? Mau sampai kapan kita jadi orang yang hanya berdiam diri? Tidak punya pengalaman, tidak ada yang bisa kita bagi ke anak cucu kita kelak. 

Ini hanya sekedar cerita, ambil pelajaran yang menurut teman-teman baik  dan buang yang menurut kalian buruk. Sekali lagi, saya tidak memihak siapapun dalam cerita ini, baik ibu si A maupun si A itu sendiri. Sebagai manusia biasa yang punya banyak kekurangan kita tidak berhak menghakimi manusia lainnya.

Terima kasih :)

                 

Komentar

  1. Haha, melan banget tuh nasehatnya :D
    Sering denger nasehat itu di "Alumni Kosan" haha :D
    Buat si A, coba do'akan orang tuanya agar tidak lagi berkeras hati dengan keinginannya..
    InsyaAllah Allah melunakkan hatinya ^_^
    Jazakallahu

    BalasHapus
    Balasan
    1. santi : hehe ya saling mengingatkan aja neng santi, melan juga masih butuh nasehat ko. :)
      iya, mari kita doakan semoga si A bisa tetap sabar dan patuh sama orang tuanya. bagaimanapun orang tua adalah tempat terletaknya ridho Allah..

      Hapus
    2. Ka, kalo ngadepin ibu yg super posesif itu gimana si

      Hapus
  2. dalem bgt curhatannya...:))
    yg sabar yah untuk si A mudah"n cpet slsai masalahny...
    sabar itu biar tmbah cantik

    BalasHapus
  3. Sama persis kaya aku ka kehidupannya beliau. Orgtua yg sllu melarang larang kmnapun saya pergi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai MbaK Siti, Salam Kenal.. :)
      Yang sabar ya, setiap orang tua pasti punya tujuan yang baik dalam melakukan sesuatu kepada anaknya. :)

      Hapus
  4. “Saya stress dan bosan menghadapi kondisi anak saya. Saya merasa terbebani oleh anak, saya memiliki emosi berlebih terhadap anak dan saya takut menyakiti anak-anak saya.” Saya Harus Bagaimana? selengkapnya ada di https://goo.gl/Rq90x1

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Mbak Imel.. :)
      Sebelumnya kenapa mbak merasa stress dan terbebani dengan anak Mbak? Ada masalahkah dengan anak Mbak?

      Hapus
  5. ceritanya hampir sama kayak yang aku alami :'(

    BalasHapus
  6. Saya juga ngalamin, pernah saya smpe d pojokin, mau bilang ini itu tp d suruh diem padahal ga lakuin apa2 ,gimana ya kak biar bisa ngehadapin ky gtu 😔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Risti, Salam kenal..
      Sebelumnya terima kasih sudah bersedia membaca postingan saya.
      Sebagai seorang muslim, saya hanya bisa memberikan saran tetap bertahan dan patuh kepada orang tua. Karena bagaimanapun ridho Allah tergantung ridhho orang tua kita. Jikalaupun ingin memberontak, berontaklah dengan halus. berontaklah dengan menunjukkan sisi mandiri kita, tunjukan kepada orang tua bahwa kita bisa hidup dengan kualitas yang baik, tidak urakan, tidak nakal layaknya anak lain tanpa harus dikekang orang tua. tunjukkan perlahan dengan sabar, tidak usah terburu-buru. Dan yang terpenting adalah doa. :)

      Hapus
  7. Aku juga....kenapa ceritanya hampir mirip sama aku...sampai aku berfikir...apa hidup gabisa bahagia?:"apa hidup harus selalu menekan ego?, dan waktu yang selalu dikorbankan untuk orang tua...aku merasa mungkin memang takdirku yang begini...,ini msh konflik, bantu aku:"...aku kerja dikeluarga atau bebas cari pengalaman hidup dan miliki hidupku...

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Hai Mba Intan, salam kenal.. :)
      Terima kasih sebelumnya sudah bersedia mampir diblog saya.
      Sama seperti saran saya kepada pembaca yang lain, sabar dan ikhlas karena Allah. Mba Intan harus tanamkan dulu rasa sabar dan ikhlas bahwa apa yang selama ini mba lakukan adalah karena Allah, sebagai wujud bakti kepada orang tua yang sudah Allah perintahkan kepada seluruh hamba-Nya.
      Mba intan tahu kan bahwa ridho Allah itu tergantung ridho orang tua? Kalau mba mendapat ridho orang tua, insyaAllah Allah akan ridho dengan apa yang Mba jalani sekarang. Jika Allah ridho dengan Mba, hidup mba tidak akan pernah sia-sia. Allah senantiasa akan memberikan apapaun yang mba inginkan. meski tidak secara tersirat keinginan mba terwujud didunia, percayalah bahwa Allah menyimpan semua yang baik untuk mba kelak diakhirat. :)

      Hapus
  9. Orang tuaku serba melarang segala hal mba contihcon saya oengip buat mie jam 12 siang saya pasti dimarahi dengan alasan tempatnya nantinanti , padahal saya sanggup membereskan, contoh lain teman saya ngadain makan bersama sekelas saya pasti tidak diperbolehkan ikut:'( cara berpakaian saja saya harus manut orang tua kalau baju lebaran tidak boleh dipake harian.saya merasa kebebasan saya terkekang mba:'(

    BalasHapus
  10. Aku juga sama mba pernah ngalamin itu.. yg lebih aku bingungin itu, orang tua ku selalu bilang "kalau mau pergi2 itu harus minta ijin dulu sama orang tua" nah giliran aku mau pergi terus minta ijin malah ngga di kasih ijin,, kalau ngga di ceramahin dulu sampe berjam jam tapi di ijinin mah ngga.. kan sedih di akunya 😔 suatu hari aku peenah pergi main kerumah temen tanpa ijin sama orang tua,, terus orang tua tahu ntah dari mana mereka tau,, mereka marahin aku, mereka nyentak aku.. dari situ aku mulai berfikiran yg ngga baik,, aku merasa hidupku tiada artinya, selalu di kekang sampai2 aku berfikir "untuk apa aku sekolah kalau setelah lulus sekolah aku ngga boleh main sama teman2 aku, aku juga butuh pengalaman yg menyenangkan"

    Maaf yah jadi curhat 😂

    BalasHapus
  11. Hampir sama kaya hidup gue,,gue juga bgtu kalau prgi kmna mana slalu dilarang apalagi kalo prgi ke mall slalu aja alasan nya ini itu ini itu,,terus juga aku prgi semobil ama temnku cwek aja bsoknya langsung ga dibolehin main takut bawa pngaruh buruk..


    Tapi mesti bilang kamu tuh main sana kluar gtu biar punya temen..

    Kan ksel gtu ngedenger nya😣😖😩😡

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Dunia SARJANA Tapi Ilmu Agama Cuma TK ???

Al-Khawarizmi