Ilmu Dunia SARJANA Tapi Ilmu Agama Cuma TK ???
Assalamualaikum.
Bagaimana kabar akhi dan ukhti? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan dalam
ridho Allah. Aamiin..
Maaf
saya off beberapa bulan dari blog, efek kesibukan dan kemalasan yang melanda..
hehe. Ditambah belakangan saya juga sedang kesulitan mendapat inspirasi untuk
dijadikan bahan tulisan. Jadi yaaa...mohon dimaklumi jika postingannya hanya
muncul beberapa bulan sekali.
Saya
aktif menggunakan instagram. Meski
followernya cuma sedikit tapi justru saya lebih sering membuka instagram
ketimbang medsos yang lain. Di instagram saya bisa melihat foto-foto yang unik
dan informasi terupdate. Dari instagram, saya sering sekali menemukan kata-kata
yang menggugah hati. Dan Alhamdulillah tulisan
saya ini terinspirasi dari postingan di instagram di salah satu akun islami yaitu @kartun.muslimah .
Saya menemukan gambar dengan tulisan : JANGAN
SAMPAI ILMU DUNIA 'SARJANA' TAPI ILMU AGAMA CUMA 'TK' . SAKITNYA TUH DISANA. Jleeeebbbbb!!!!!
Tersinggung
gak hati akhi dan ukhti dengan kalimat diatas? Kalau saya jujur tersinggung.
Kenapa? Karena saya merasa selama ini ilmu agama saya masih kurang. Kalau akhi
dan ukti tidak tersinggung, alhamdulillah berarti akhi dan ukti ilmu agamanya sudah cukup di acungi jempol.
Kalimat
tersebut saya jadikan sebagai motivasi untuk introspeksi diri. Banyak diantara
kita yang mati-matian mengejar ilmu dunia dan menganggap bahwa jika kita tahu
banyak soal dunia maka kita dianggap keren dan berpengetahuan luas. Giliran
ilmu agama, kita acuh dan masa bodo. Kita mungkin menganggap ilmu agama itu
sesuatu yang sepele. Bisa dipelajari nanti saja kalau sudah tua/ uzur, sudah
mendekati kematian baru kita giat belajar ilmu agama. Astagfirullah, tidak kah
kita berfikir kalau ajal itu bukan urusan tua dan muda, ajal bisa menjemput
kita kapan saja tanpa memandang usia.
TELU WOLU 38 - WordPress.com |
Sekarang
coba kita periksa diri kita, pernahkah
kita merasa takjub dengan gelar akademik seseorang? Pernahkah kita merasa takjub
dengan pengetahuan agama orang lain? Mana yang membuat kita iri terhadap orang
lain? Pengetahuan agamanya atau
pengetahuan dunianya?
Jujur,
saya sempat kagum dengan orang yang punya pengetahuan dunia lebih luas dibanding
pengetahuan agama. Saya takjub dengan title akademik mereka. Saya juga
termotivasi untuk mendapat gelar seperti mereka yang pengetahuan dunianya patut
diacungi jempol. Tapi belakangan, setelah saya mendalami ajaran agama saya
sedikit demi sedikit, alhamdulillah atas izin Allah saya jadi malu dengan apa
yang selama ini saya kagumi dari title-title dan kehebatan orang lain diluar
sana yang bersifat dunia. Tapi bukan berarti saya tidak mau menuntut ilmu
hingga meraih gelar akademik. Itu juga merupakan suatu kebanggaan bagi setiap
orang. Hanya saja saya ingin ilmu agama saya jauh lebih baik dibanding ilmu
dunia. Kenapa?
Ilmu
dunia hanya akan berlaku di dunia, tapi ilmu agama akan dibawa hingga ke liang
lahat, hingga kita menghadap Sang Pencipta. Malaikat tidak akan menanyakan
siapa nama artis-artis dan berita terupdate yang kita ikuti selama didunia,
malaikat tidak akan menanyakan kita hukum gravitasi, rumus-rumus kimia dan
fisika, pasal-pasal hukum, teori ekonomi, management, bisnis dan lain-lain yang
bersifat duniawi. Dialam kubur Allah
memerintahkan malaikat-Nya untuk menanyakan siapa Tuhan mu? Siapa nabi mu? Apa agamamu? Apa
kiblat mu? dan lain sebagainya yang bersifat aqidah (keyakinan) dan hal-hal
yang harus di pertanggung jawaban selama di dunia. Kalau kita cuma sibuk dengan
hal-hal duniawi, mana bisa kita menjawab pertanyaan tersebut. Adakah yang
nyeletuk seperti ini : 'Lahh itu mah
gampang, Mel jawabnya.' ??? Yakin nanti bisa jawab dengan mudah saat di alam
kubur?? Wahai akhi dan ukhti, Pertanyaan
alam kubur tidak bisa kita hafal jawabannya seperti menghafal jawaban ujian
kelas. Meski terdengar mudah, namun pertanyaan tersebut hanya bisa di jawab
oleh amal ibadah kita. Gak percaya? sok coba aja. Hehee...
Menuntut ilmu agama itu wajib hukumnya. Seperti dalam hadist
berikut ini :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib atas setiap muslim, bukan bagi sebagian orang muslim saja. Lalu, “ilmu” apakah yang dimaksud dalam hadits ini? Penting untuk diketahui bahwa ketika Allah Ta’ala atau Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kata “ilmu” saja dalam Al Qur’an atau As-Sunnah, maka ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i (ilmu agama), termasuk kata “ilmu” yang terdapat dalam hadits di atas.
Tidak
semua ilmu wajib kita pelajari. Ilmu yang tidak mengandung manfaat bagi kita
tidak perlu di pelajari. Mengapa ilmu agama itu penting untuk dipelajari? Karena
dengan ilmu agama insyaAllah kita kelak bisa mempertanggung jawabkan semua yang
sudah kita lakukan selama hidup didunia. Ilmu agama yang benar akan membimbing
kita menuju jannah dan ridha-Nya. Untuk
lebih rinci nya monggo di buka link di atas. InsyaAllah bermanfaat dan bisa
dipercaya situsnya.
Mindset
kebanyakan orang yang menganggap enteng
ilmu agama juga muncul karena lingkungan keluarga dan pergaulan. Masih banyak
orang tua diluar sana yang menuntut anaknya lebih giat belajar soal duniawi agar
meraih gelar akademik yang keren dan bisa dibanggakan oleh keluarga besar dan
tetangga. Para orang tua tidak khawatir dengan pengetahuan agama anaknya yang
hanya sebatas bisa baca Al-quran dan sholat saja. Padahal ilmu agama itu luas,
bukan sekedar baca Al-quran dan sholat saja. Ilmu bagaimana mencari rizki yang
halal, bagaimana hukum menutup aurat, bagaimana adab terhadap orang tua, bagaimana
membina keluarga ahli surga, apa saja sunnah-sunnah yang diterapkan oleh
Rasulullah, dan lain sebagainya.
Malah
terkadang orang tua malu jika anaknya berbah menjadi lebih agamis. Mereka takut
anaknya salah memahami agama, ikut aliran sesat ini dan itu. Jika anaknya
mengajak pada kebaikan mereka berdalih 'Alaah hidup di dunia ini tidak cukup
hanya bicara soal agama, banyak orang diluar sana yang agamanya tidak
bagus-bagus amat hidupnya enak. " Astagfirullah, ini mindset orang tua yang kurang faham peran
agama dalam kehidupan. Orang tua yang faham agama tidak akan menolak kebaikan
yang datang dari anaknya.
Mirisnya
lagi, terkadang orang tua diluar sana tidak mempertimbangkan pengetahuan agama
seorang laki-laki yang meminang anak perempuannya. Ketika ada seorang laki-laki
melamar anaknya pertanyaan utama selain agama adalah " apa pekerjaan mu? " bukan
lagi " Bisa baca Al-Quran dan Sholat lima waktu? ". Para orang tua
zaman sekarang lebih takut anaknya tidak bisa hidup enak bersama suaminya
ketimbang anaknya jatuh kepelukan laki-laki yang tidak faham agama. Padahal hidup ini
bukan hanya sekedar enak tidak enak. Hidup
dalam naungan rumah tangga yang sederhana bersama dengan suami yang pengetahuan
agamanya baik tidak hanya mendatangkan kebahagiaan dunia, tapi juga kebahagiaan
akhirat. Ini mindset yang harus di tanamkan dalam diri seorang muslim.
Saya
pernah membaca sebuah postingan di FB yang menceritakan betapa pentingnya ilmu agama
dibanding ilmu dunia. Saya lupa bagaimana kata-kata lengkapnya di postingan
tersebut, tapi kurang lebih seperti ini. Seorang ayah memiliki anak yang
pengetahuan umumnya tidak lah baik, namun mengerti soal agama. Saat mengambil
rapor anaknya tersebut, dan melihat peringkat anaknya tidak lebih baik dari
yang lain, mungkin peringkat-peringkat akhir, sang ayah tidak marah dan justru
tersenyum menenangkan sambil berkata, ' Tidak apa-apa nilai mu tidak sebagus
yang lain. Bodoh dalam hal dunia bukanlah sesuatu yang memalukan. Asal jangan
bodoh dalam hal agama '. Mindset seperti ini yang perlu kita tanamkan dalam diri
kita jika Allah memberikan umur panjang
dan menjadi kita sebagai orang tua.
Sebagian
dari kita mungkin menempatkan ilmu agama di urutan ke sekian. Ilmu dunia
mendapatkan urutan pertama agar kelak bisa mendapat pekerjaan yang layak, dapat
meminang wanita yang cantik bagi laki-laki, bisa melirik laki-laki yang tampan
dan kaya bagi perempuan, hidup enak bergelimang harta, mendapat pujian dari
keluarga besar dan tetangga karena kesuksesaannya, dan lain sebagainya. Padahal
semuanya bersifat semu. Allah tidak tertarik dengan rumah mewah yang kita
punya, tidak tertarik dengan gelar yang tersemat di belakang nama kita, tidak
tertarik dengan istri dan suami kita yang tampan dan gagah tapi pengetahuan
agamanya cuma level TK, Allah tidak tertarik seberapa bahagianya kita hidup
dalam gelimang harta yang mungkin didapat
secara haram, Allah tidak tertarik dengan prestasi pekerjaan kita. Allah tidak akan tertarik
dengan sesuatu yang bersifat duniawi.
Karena Allah tidak butuh itu semua. Allah hanya tertarik kepada
hamba-Nya yang soleh dan solehah, tertarik dengan ketakwaannya, tertarik dengan
hamba-Nya menempatkan agamanya
dalam
prioritas utama. Allah tertarik dengan
sesuatu yang berkaitan dengan syariat-Nya.
httpkreasikita32.blogspot.co.id |
Wahai
akhi dan ukhti, beruntunglah kita jika dibesarkan dalam lingkungan yang agamis.
Melihat orang-orang yang hidupnya bahagia karena banyak harta justru mungkin
mereka rapuh dalam hati. Mungkin hati mereka tidak tentram, banyak masalah yang
tidak terlihat oleh orang luar. Hati ini bisa tenang jika kita dekat dengan
Allah, dan dekat dengan Allah itu butuh ilmu agama yang baik.
Perlu
diketahui , dalam tulisan ini saya tidak bermaksud melarang kaum muslim untuk menuntut ilmu dunia.
Silahkan tuntut ilmu dunia apapun yang bermanfaat, yang mampu mendorong kita
lebih dekat dengan Allah. Tuntutlah ilmu yang dengan mempelajari ilmu tersebut kita
justru menjadi takut pada Allah, rendah hati, dan sadar bahwa semua yang ada di
dunia ini tidak lepas dari kuasa Allah. Jangan menuntut ilmu yang justru
membuat kita jadi manusia sombong, sok berpengetahuan, meremehkan orang lain dan
menganggap bahwa yang kita ketahui itu bukan atas izin dan kuasa Allah.
Dalam hal ini bukan berati ilmu agama saya sudah lebih baik dari akhi dan ukhti. Sungguh ilmu agama saya juga masih sangat dangkal, masih banyak yang perlu saya pelajari. Namun dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki ini, saya ingin berbagi apa yang sudah saya ketahui kepada akhi dan ukhti. Tidak ada maksud untuk menyombongkan diri. Mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga kita semua dari sifat sombong. Karena yang berhak sombong hanya Allah SWT.
Dan
saya juga tidak bermaksud menjelek-jelekkan para orang tua diluar sana yang
mindsetnya seperti diatas, saya hanya sedang memberikan contoh yang bisa
dijadikan sebagai ulasan mengenai perilaku tersebut. Semoga bermanfaat, mohon
maaf jika ada yang tersinggung dengan tulisan saya.Kesalahan adalah milik saya
dan kesempurnaan mutlak milik Allah.
Syukron.. :)
Komentar
Posting Komentar