Fakta Ilmiah Tentang Cinta
Assalamualaikum akhi dan ukhti.
Bagaimana hari ini? Semoga aktifitas kita setiap harinya selalu mendapat ridho
Allah.. aamiin.
Cinta sejati, siapa yang tidak
mengenal istilah ini? Cinta, cinta, dan cinta, semua orang pasti mengenal satu
kata yang banyak membawa pengaruh pada manusia, baik itu pengaruh positif
maupun pengaruh negatif. Bahkan tidak
sedikit orang yang melakukan tingkah aneh dan tidak masuk akal saat sedang
dijangkiti “virus merah jambu” ini. Misalnya saja suka senyum-senyum sendiri
saat sedang melamun, nafsu makan berkurang bila pujaan hati sedang ngambek, dan
lain sebagainya. Banyak versi mengenai makna cinta sejati, mungkin akhi dan
ukhti punya versi sendiri dalam memaknai cinta sejati. Tapi tahukah akhi dan
ukhti, bahwa perasaan cinta bisa diteliti secara ilmiah dan faktanya justru
mengagetkan.
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah
web yang berisi artikel-artikel muslim. Banyak pengetahuan yang saya dapat dari
web tersebut. Salah satu artikel yang saya baca berjudul “Cinta Sejati Dalam
Islam”. Ini sangat menarik bagi saya, karena selama ini saya hanya membaca
makna cinta sejati dari segi perasaan saja. Ternyata perasaan cinta yang tidak
bisa dilihat oleh mata dan hanya bisa di rasakan oleh hati yang sedang mengalami virus merah jambu ini bisa
di teliti secara ilmiah. Hasilnya pun mengagetkan. Faktanya menunjukan bahwa
cinta hanya bertahan selama 4 tahun
saja. Ini serius? Lah terus cinta sejati itu tidak ada di dunia ini? Lalu
bagaimana buat kita yang mengharapkan rasa cinta itu hadir seumur hidup?
haruskah kita menelan kenyataan bahwa kita tidak bisa merasakan cinta sejati
yang selama ini kita impikan?
Wallahualam, semua hal yang ada
di dunia ini tidak ada yang luput dari pengawasan dan kehendak Allah. Sebagai
manusia, kita hanya bisa mengembangkan pengetahuan agar bisa di buktikan secara
ilmiah. Fakta bahwa perasaan cinta hanya mampu bertahan selama 4 tahun saja itu
di buktikan oleh seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous
University of Mexico. Beliau mengatakan : Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui
titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat
kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila
dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah
berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta
yang murni lagi.
Menurutnya,
rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan
pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin,
feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia,
berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan
terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu
berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).
Akhi
dan ukhti kaget dengan penelitian tersebut? Saya pun sama kagetnya. Namun sebagai
seorang muslim, Allah telah menjelaskan makna cinta yang sebenarnya jauh
sebelum penelitian itu dilakukan oleh manusia. Allah dan Rasul-Nya sudah banyak
menjelaskan makna cinta sejati dan bagaimana untuk mendapatkannya. Semua
kembali pada hakikat cinta yang hakiki dari pandangan islam. Sebelumnya saya
pernah membuat tulisan mengenai jodoh ( Pantaskah Aku Untuk Dia) dan mengenai
wanita yang baik dari pandangan tokoh islam, bapak Al-jabar, Al- Khawarizmi (Wanita Bernilai 1). Monggo dibaca bagi yang
berkenan agar fikiran akhi dan ukhti sejalan dengan tulisan ini. :)
Cinta akan hadir karena terbiasa.
Terbiasa berinteraksi dengannya, biasa memandang wajahnya, terbiasa mendengar
suaranya dan terbiasa dengan pribadinya yang menyenangkan akan menumbuhkan
benih cinta dalam diri seseorang. Kita tidak bisa menghindari rasa cinta yang
tumbuh dalam hati ini. Cinta adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada
hamba-Nya. Beruntung dan bersyukurlah kita masih diberikan rasa cinta kepada
sesama manusia, baik itu kepada orang tua, teman, dan pasangan hidup.
Bahkan saking agungnya cinta,
penulis novel terkenal JK Rowling mendeskripsikan cinta dengan begitu apik. Dalam
novel karangannya yang merupakan salah novel terlaris di dunia yaitu Harry
Potter, sang penulis menggambarkan bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan
kekuatan cinta. Kekuatan sihir jahat dari tokoh antagonis Voldemort tidak bisa
membunuh Harry Potter karena Harry dilindungi oleh kekuatan cinta sang
bunda. Selain imaginasi sang penulis yang sangat saya kagumi, di novel
tersebut banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Jujur saking kagum dan sukanya
saya dengan novel yang satu itu, saya tidak pernah bosan membacanya
berulang-ulang kali. Entah sudah keberapa kali saya membaca ke tujuh novel
hasil karangan JK Rowling tersebut. Maaf ya saya malah curhat soal novel.
Hehehehe.. tidak ada maksud promosi lhoo.. :)
Kembali
lagi ke topik soal cinta. Cinta yang hadir karena melihat keindahan fisik
memang tidak akan pernah abadi. Cinta itu akan pudar seiring dengan lunturnya
keindahan fisik pasangan. Cinta karena harta akan hilang seiring dengan
habisnya harta pasangan. Cinta yang abadi adalah cinta yang didasarkan pada
ketakwaan seseorang terhadap Allah SWT. Cintailah pasangan kita karena dua hal
yaitu agama dan akhlak. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Cinta yang
tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa
bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena
hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
Di
zaman yang serba modern seperti sekarang ini, sebagian orang menilai orang lain
dari segi materi. Tidak jarang orang tua menolak lamaran seorang laki-laki
kepada putrinya hanya karena sang lelaki berasal dari kalangan biasa dan
terkesan tidak mampu membiayai kehidupan putrinya kelak. Ada sebuah kisah yang
menurut saya inspiratif tentang penolakan lamaran pemuda alim kepada seorang
wanita, akhi dan ukhti bisa baca link http://www.dakwatuna.com/2014/10/22/58763/lamaran-ditolak-pemuda-ini-pun-nekat-menghafal-al-quran/#ixzz3GrkHzQXZ
Kisah
cinta yang hadir karena tertarik kecantikan seorang wanita bukan hanya dialami
oleh manusia biasa seperti kita. Kisah cinta yang didasari kecantikan fisik
semata juga dialami oleh sahabat nabi yaitu Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Beliau tergila-gila oleh kecantikan seorang wanita bernama Laila
bintu Al Judi. Saking tergila-gilanya beliau kepada wanita tersebut
sampai-sampai dia lupa kepada istri-istrinya. Namun kecantikan Laila tidak
bertahan lama. Laila terkena sebuah penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble”
(jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Penampilannya berubah tidak secantik
dulu. Cinta Abdurrahman yang dahulu menggebu-gebu luntur begitu saja karena
paras Laila tidak lagi sedap dipandang mata. Bahkan beliau berlaku kasar kepada
Laila sampai-sampai tidak sudi memandang wajah sang istri yang dahulu beliau
cintai setengah mati. Hingga pada akhirnya Laila mengadukan perlakuan
sang suami kepada istri Rasul yaitu ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Menaggapi pengaduan Laila, ‘Aisyah radhiallahu
‘anha memanggil Abdurrahman dan berkata :
Wahai Abdurrahman, dahulu
engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau
membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih:
Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya.
Karena didesak oleh saudarinya
demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir
35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi
16/559)
Kisah
di atas bisa kita jadikan pelajaran bahwa segala seuatu yang berlebihan itu
tidak baik. Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan. Mencintai seseorang
dengan sangat berlebihan hanya karena suatu hal, semisal karena kecantikan sang
wanita lalu sampai lupa diri, lupa makan, selalu membayangkan wajah sang wanita
hingga tidak bisa tidur, menyebut-nyebut namanya, dan lain sebagainya, hal
seperti itu tidak disukai Allah. Cintailah sesama manusia secara wajar. Tidak
ada yang berhak mendapat cinta yang berlebihan seperti itu kecuali Allah SWT.
Budayakan rasa malu jika kita sampai mencintai manusia melebihi cinta kepada
Allah.
Wahai
akhi dan ukhti satu hal yang perlu kita ingat, setelah membaca kisah cinta
sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar ini, saya harap akhi dan ukhti tidak
berkomentar atau berkata-kata buruk tentang sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar.
Karena dia adalah salah seorang sahabat nabi, sehingga memiliki kehormatan yang
harus kita jaga. Adapun kesalahan dan kekhilafan yang terjadi, maka itu adalah
hal yang biasa, karena dia juga manusia biasa, bisa salah dan bisa khilaf. Amal
kebajikan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
begitu banyak sehingga akan menutupi kekhilafannya. Jangan sampai anda merasa
bahwa diri kita ebih baik dari seseorang apalagi sampai menyebabkan anda
mencemoohnya karena kekhilafan yang ia lakukan.
Sekarang
coba kita tanyakan pada diri kita sendiri, apakah cinta yang ada dalam diri
kita sudah suci dan sejati? Wahai akhi dan ukhti, bila kita terlanjur
terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri kita, ada
baiknya bila kita menguji kadar cinta kita. Kenalilah sejauh mana kesucian dan
ketulusan cinta kita kepadanya. Coba kita duduk sejenak, membayangkan kekasih
kita dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di
rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta kita masih menggemuruh sedahsyat yang
anda rasakan saat ini?
Tulisan
ini merupakan hasil ringkasan saya dari sebuah artikel yang saya ceritakan di
atas dan saya menambahkannya dengan kata-kata saya sendiri. Akhir kata saya
memohon maaf kepada pembaca jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan di
hati pembaca. Saya juga hanya manusia biasa yang tidak sempurna, banyak khilaf
dan salah. Dengan menulis seperti ini saya pun sambil belajar untuk menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar