TTM dan HTS
Assalamualaikum akhi yang soleh
dan ukhti yang solehah, selalu saya ucapkan terima kasih sudah bersedia mampir
di Melan’s Blog. Hmmmm.. akhi dan ukhti pernah dengar singkatan HTS danTTM? Pasti
udah sering dengar lah ya. Kedua singkatan itu masuk dalam kamus percintaan
remaja, dan kalau saya boleh berpendapat, menurut saya dua kata di atas masuk
dalam kategori hubungan ala remaja yang statusnya tidak jelas. Boleh saya
berpendapat seperti itu akhi dan ukhti?
Hubungan Tanpa Status (HTS) dan Teman
Tapi Mesra (TTM) adalah status hubungan percintaan yang lagi tren di kalangan
remaja Indonesia.Bahkan ada sebutan yang baru lagi yaitu RL-an. Apa itu? Rel
Kereta? Bukan kakak, RL-an itu adalah Relationship. Jiahhhh maksa banget yah
kesannya. Entah, saya bingung dengan mereka yang mau menjalin hubungan seperti
itu. Menurut saya pribadi, kedua jenis hubungan tersebut tidak ada faedahnya
dan justeru hanya membuat para remaja menjadi sorang penanti harapan dan
pemberi harapan yang entah akan terjadi atau tidak.
Bagaimana tidak, HTS ini kan
hanya sekedar menyenangkan hati lawan jenis dengan berbagai macam kata-kata
yang manis dan sikap yang mengundang simpatik, baik itu dari kalangan wanita
ataupun laki-laki. Tidak jauh dengan TTM yang sama-sama memberikan harapan
kepada satu sama lain agar kelak hubungan mereka bisa berakhir bahagia lebih
dari sekedar teman. Mungkin kalau boleh saya memberi julukan dua macam hubungan
percintaan ini, saya akan menyebutnya dengan singkatan HPPHP (Hubungan Para Pemberi
Harapan Palsu). (smile)
Saya bingung saja dengan mereka
yang mau menjalin hubungan semacam itu. Kalau saya pikir-pikir sih tidak ada
untungnya lhoo. Mereka hanya sibuk berkirim kabar, berkata manis nan aduhai
kepada orang yang mereka PHP-in.
Saya menggambarkan seperti ini
misalnya, bagi wanita yang menjalin hubungan HTS-an ini, sebutlah sebagai si B,
mungkin berharap si A sebagai cowok suatu saat akan menunjukkan sikap gentle
nya dengan menyatakan cinta yang sebenarnya kepada dia. Tetapi dibalik itu si A
tidak ada niatan untuk lebih menunjukkan sikap tegas atas hubungan mereka.
Setiap hari si A selalu SMS atau telepon kepada si B seperti menanyakan kabar dengan
kata-kata manis yang justeru ditangkap si B sebagai perhatian yang membuktikan
kalau si A suka padanya, seperti “Selamat pagi santi cantik. Udah bangun belum?
Oya jangan lupa sarapan ya cantik biar kesehatannya tetap terjaga” di tambahin
emoticon bibir manyun. Boleh saya berkomentar tentang SMS tadi? Geuleuh...
Jujur, saya sebagai wanita kalau
dapat SMS seperti itu dari laki-laki yang hanya saya anggap teman biasa justeru
geuleuh (geli jiji) bukannya senang. Saya anggap SMS seperti itu sebagai suatu
sikap yang tidak menghargai wanita. Beraninya dia SMS seperti itu kepada wanita
yang tidak memiliki hubungan lebih selain teman, seolah-olah dia SMS kepada
pacar atau istrinya. Nyatain cinta juga tidak, ijab kabul di depan penghulu
juga tidak, ehh sudah berani bilang manis begitu. Saya curiga laki-laki yang seperti
itu mengirim SMS manis bukan hanya ke satu wanita, tapi ke beberapa wanita lain
yang hendak dia PHP-in. Aihhhhh... nakal ya.
Sama halnya jika posisinya
diubah, si cowok yang jadi korban PHP si cewek. Si A sebagai cowok sudah
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hati si B. Tetapi tidak ada respon
yang pasti dari si B. Si B sebagai cewek bersikap lugu, pura-pura terlihat suka
tapi dari kata-katanya yang halus justeru menyiratkan kalau ia lebih suka
berteman saja dulu. Tapi disamping kata-kata halusnya itu, si cewek rajin juga
SMS ke si cowok dengan kata-kata manja nan centil. Entah, ini manja ingin
dialem, atau ingin ditinju sama cowok. Kalau si cowok SMS, dia balas secepat
kilat dan penuh keriangan. Ini kan bikin si cowok berharap kalau nanti si cewek
akan berubah pikiran menjadi menerima cintanya. Ckckckck.. si cewek iseng juga
ya...
Hubungan di atas itu juga disebut
sebagai Teman Tapi Mesra. Hubungannya memang sebagai teman, tapi tingkahnya
mesra bagai sepasang kekasih. Saya suka bertanya-tanya, kok mau ya mereka
menjalin hubungan yang tidak tahu arah dan tujuannya? Kok mereka mau ya
bersikap manis dan mesra kepada lawan jenis yang entah sebenarnya suka atau
tidak pada mereka? Kok mereka mau ya hatinya dikatung-katung tidak jelas? Kok
mau ya?
Saya ingin kasih contoh HTS-an
dari teman saya. Si cewek, sebut saja sebagai A. Dia adalah teman dekat saya.
Dia suka sama salah satu teman lelakinya yang menurut dia ganteng mirip artis
Indonesia Chand Kelvin. Tahu kan? yang biasa nongol di acara lawak itu lhoo.
Si cowok belum pernah bilang suka
atau cinta sama si A. Mereka sering bertemu karena mereka satu lingkungan
tempat kerja yaitu sebagai penjaga toko disalah satu pasar tradisional. Selain
bertemu, mereka juga intens berkomunikasi melalui SMS dan Telepon. Nahhh sms dan telepon di antara mereka ini
yang tidak biasa. Si A manggil si cowok dengan sebutan ‘Aa’ dan si cowok
manggil si A dengan sebutan ‘neng’. Ohhh so sweet seperti sepasang kekasih
pedesaan gitu ya? hehe
Anehnya, jika si cowok tidak SMS
sehari saja si A resah dan sibuk pasang status BBM. “kemana sih si Aa gak ada
kabar?, Si Aa jahat gak sms neng, si Aa di godain ibu-ibu, ihhhh sebel..”.
Gubrakk!!!!!!
Iseng-iseng saya tanya ke teman
saya ini, kalian sebenarnya pacaran atau bagaimana deh? Dia jawab “sebenarnya
sih kita HTS-an, Mel. Gak jelas. Ya kita jalan aja kayak gini”. Lalu saya tanya
lagi, “kok mau jalin hubungan yang gak jelas?” . Terus dia jawab “justeru kayak
gini lebih enak, Mel. Karena kita gak terikat hubungan yang formal atau
dibatasi gitu. Kalo kayak begini kan
nanti semisal dia udah gak peduli lagi sama gue dan dia cinta sama cewek lain,
gue gak sakit hati. Dan gak ada perasaan yang dikorbankan, gue gak sakit hati
juga karena memang kita gak ada hubungan yang terikat”.
Serius, pertama kali mendengar
penjelasan seperti di atas, saya kaget. Saya tidak mengerti dengan orang yang
punya pikiran seperti itu. Dia bilang dengan HTS-an tidak ada yang merasa
tersakiti karena memang tidak ada ikatan resmi di antara mereka. Yakin tidak
ada yang tersakiti? Padahal kalau saya boleh bilang, justeru yang seperti itu
(HTS/TTM) malah membuat sakit hati terasa double. Kenapa? Karena ketika salah
satu berpaling kepada yang lain padahal yang satunya lagi mengharapkan lebih, akan
menimbulkan perasaan yang tidak karuan.
Satu sisi si A sebagai cewek mungkin amat sangat berharap kalau si B sebagai
cowok akan memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar teman. Si A rela menanti
sikap gentlenya si B. Ini kasus jika cowok yang nge-PHP-in. Nahhh kalau cewek
yang nge-PHP-in pun sama aja. Si cowok sudah mati-matian pake jurus jitu apapun
untuk dapatin hati si cewek, ehh si cewek malah nyantol sama yang lain. Syukur-syukur
kalau si cowok belum keluarin uang banyak buat ngebeliin barang-barang kesukaan
si cewek demi menarik hatinya. Kalau sudah keluar uang? Aduhhh tekor deh..
Wahai akhi yang tampan dan ukhti
yang cantik, alangkah baiknya jika kita menjalin hubugan yang jelas. Sebagai umat
muslim kita semua tahu hubungan yang halal bagi wanita dan laki-laki adalah
menikah. Dengan menikah jelas toh status masing-masing yaitu suami dan istri
bukan Teman Tapi Mesra atau julukan yang lainnya. Sebagai wanita saya teramat
sangat ingin mengajak teman-teman muslimah semua untuk menjaga sikap, harga diri,
dan martabatnya di hadapan laki-laki yang bukan muhrim. Alangkah baiknya jika
kita bersikap tegas terhadap laki-laki. Jika ada yang memuji kita, ucapkan
alhamdulillah dan terima kasih namun tetaplah jaga kata-kata agar jangan mudah
tersipu lantas balik memanjakan laki-laki itu dengan kata-kata manis sebagai
imbalan. Sebaliknya jika ada yang menghina, tetaplah tenang dan tunjukan sikap
bahwa kita sebagai muslimah yang baik tidak jatuh harga diri hanya dengan
hinaan tidak berbobot dari laki-laki yang belum tentu lebih baik dari kita.
Untuk
para muslimah yang cantik, pahamilah bahwa menjadi wanita yang dihormati itu
lebih baik dari pada menjadi wanita yang banyak diperebutkan kaum adam. Jangan
bangga ketika ukhti diperebutkan oleh kaum adam. Ada yang mengatakan : jangan
bangga menjadi wanita yang banyak diperebutkan laki-laki karena barang murah
dimana-mana memang diincar pembeli. Faham maksud kalimat tersebut, ukhti?
Di
zaman seperti sekarang ini tidak sedikit wanita yang memanfaatkan kecantikannya untuk
memikat hati laki-laki lantas mempermainnya. Sang wanita menggunakan kesempatan
ini untuk mendekati laki-laki manapun tanpa hubungan yang jelas. Ujung-ujungnya
muncul trend mode ‘ Kakak-Adek’ untuk menyamarkan rasa sakit akibat penolakan
cinta. Ya, bagi mereka yang tidak jadi pacaran tapi msih ingin manis-manisan
dalam berkomunikasi, jurus andalannya adalah panggilan kakak dan adik. Aihh ini
lagi ospek ya? terus nanti kalau udah bosen manis-manisannya jadi panggil apa
lagi? Om-tante kah? Entah lah, hanya mereka berdua dan Allah yang tahu. Sama
halnya dengan laki-laki yang memanfaatkan wajah tampannya untuk memikat hati
wanita lalu menggantungnya dalam ketidakpastian. Aduhh sakitnya tuh di sini
(nunjuk hati).
Wahai
akhi dan ukhti, yukk kita sama-sama belajar menjadi pribadi yang saling
menghargai, bukan saling menyakiti. Ingatlah bahwa hukum karma saat ini masih
berlaku lho belum expired. Kalau akhi atau ukhti menyakiti hati salah satunya
dan ada yang tidak terima, lalu mendoakan yang buruk-buruk kepada akhi atau
ukhti dan diijabah oleh Allah bagaimana? Nah lho emang enak didoain yang
buruk-buruk. Masih ingat tidak doa orang yang dikabulkan oleh Allah itu salah
satunya adalah orang yang sedang terdzalimi? Nahh kalau yang tersakiti itu
merasa terdzalimi, bagaimana? Semisal nanti didoain jadi perawan tua atau
bujang lapuk, mau? Ihhh serem kan? naudzubillah ya akhi dan ukhti..
Saya menulis ini tidak bermaksud
untuk menggurui atau sok pintar dan benar sendiri. Saya hanya ingin
menyampaikan cerita-cerita teman saya dalam sebuah tulisan agar bisa dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
Ambil yang baik dan buang yang buruk dari semua tulisan yang saya posting.
Mohon maaf apabila ada salah-salah kata, kesalahan adalah milik saya dan
kesempurnaan adalah milik Allah.
Syukron :)
*jika akhi atau ukhti punya pengalaman atau cerita hidup
yang ingin saya jadikan bahan tulisan boleh curhat ke email pribadi saya di melanbaedhowi@gmail.com. Rahasia akhi
dan ukhti akan saya simpan rapat-rapat. Kebetulan saya pernah mengikuti seminar
menjadi konselor dalam forum yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga milik
pemerintah. Saya sering jadi tempat curhat oleh teman-teman saya, dan Alhamdulillah
mereka percaya dengan saya. Itu adalah sebuah penghargaan bagi saya sehingga
kepercayaan yang sudah mereka berikan kepada saya tidak akan pernah saya
sia-siakan.
Komentar
Posting Komentar