Masih Pantaskah Kita Mengeluh?
Assalamualaikum, akhi dan ukhti yang soleh dan solehah.
Bagaimana ibadahnya hari ini?
Semoga apa yang kita lakukan bernilai ibadah di mata Allah SWT. Aamiin.. :)
Akhi dan ukhti pernah mengeluh? Pernahkah menggerutu, baik
itu kepada sesama manusia maupun kepada Allah? Pasti ada, ya toh? Baik itu
secara sadar maupun tidak.
Sebagai manusia biasa, mengeluh
bukanlah sesuatu yang aneh dan tabu bagi kita. Mengeluh juga hal yang wajar.
Saat kita menghadapi kesulitan atau sesuatu hal yang tidak mengenakkan, secara
sadar ataupun tidak, mungkin kita akan mengucapkan kata-kata yang bernada
mengeluh atau menggerutu. Contoh kecil, saat panas matahari menyengat “ihhh
panas amat sih, neraka bocor kali ya?!”. Saat hujan turun dan sedang ada
kegiatan ataupun suatu hal yang mendadak, “ahhhh pake hujan segala lagi. Udah tau
lagi ada janji”. Saat makanan yang kita makan rasanya tidak enak “makanan apaan
nih? Rasanya gak karuan. Mending tadi gak usah beli ini”. Saat melihat orang
yang lebih cantik atau tampan dan kaya dari kita “Coba saya kaya dia ya?!
ganteng/cantik, kaya dan punya pacar yang sesuai”.Dan masih banyak lagi contoh
kecil lainnya.
Coba ingat kembali, akhi dan
ukhti pernah seperti itu? Mungkin ada sebagian.
Jujur, saya juga pernah mengeluh dan menggerutu seperti contoh
diatas. Astaghfirullah. Tapi setelah mengeluh saya sadar bahwa apa yang salah
keluhkan bukanlah suatu hal yang buruk. Tapi justru sebaliknya. Karena dibalik
hal yang tidak mengenakkan yang terjadi dalam hidup kita ini pasti mengandung
hikmah.
Contoh, saat panas matahari
menyengat, mungkin bagi sebagian orang itu amat sangat menjengkelkan. Tapi coba
lihat disisi lain, panas matahari diperlukan bagi mereka yang berjualan Es
Keliling. Nahh ini mungkin tidak terfikirkan oleh kita. Lahhh kok ke mamang es
keliling sih nyambungnya, Mel?
Hehehe.. saya hanya ingin
memberikan contoh kecil yang mungkin luput dari perhatian orang lain. Tukang Es
keliling, dia pasti berharap cuaca hari itu panas, bahkan kalau perlu menyengat
deh panasnya, biar orang-orang gerah dan merasa haus, dengan begitu es dagangannya laku keras. Betul
tidak?
Coba kalau hujan? Kasihan toh
tukang es tersebut? Dia berjalan menyusuri gang-gang sempit mencari orang yang
kira-kira haus dan perlu es dagangannya untuk menghilangkna dahaga akibat panas
matahari yang menyengat. Tetapi jika cuaca dingin karena hujan, boro-boro ada
yang beli. Orang-orang pasti kedinginan, justru ingin minuman yang hangat agar
bisa menyeimbangkan panas tubuhnya. Alhasil, si abang penjual es keliling rezekinya
sedikit terhambat.
Nahh...Akhi dan ukhti bisa
memetik hikmah dari peristiwa tersebut? Kalau saya mengambil hikmahnya sepeti
ini, Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya dengan cara yang berbeda-beda.
Penjual es keliling akan dengan mudah mendapatkan rezeki jika cuacanya
mendukung, tentu cuaca yang dipenuhi sinar matahari. Jika salah satu pembeli es
keliling tersebut adalah kita sendiri, bukankah itu artinya Allah memberi
rezeki-Nya melalui kita? Dan itu juga artinya kita ikut membantu si pedagang es
untuk membiayai hidupnya. Dan mungkin saja es milik si pedagang itu enak,
sehingga kita bisa merasakan nikmatnya es tersebut dan akhirnya kita punya
referensi penjual es keliling yang enak. Simple bukan?
Contoh lain, saat hujan turun
kita malah mengeluh. Hujan merupakan rahmat Allah. Bahkan ada doa saat turun
hujan. Tahukah Akhi dan Ukhti, bahwa salah satu kondisi mujarab dimana doa kita
insyaAllah dikabulkan oleh Allah itu adalah saat hujan turun lhoo. Bagi yang
mengetahui hal ini pasti saat hujan turun langsung buru-buru berdoa sebanyak
mungkin agar dikabulkan oleh Allah. Hehe. Eiiits tapi bukan berarti di kondisi
yang lain doa kita tidak dijabah oleh Allah. Allah Maha Melihat, Maha
Bijaksana, Maha Mendengar, Maha Penyayang, dan segalanya milik Allah, kapanpun
dan dimanapun kita berdoa, Allah akan selalu mendengarkan dan jika memang Allah
berkehendak untuk mengabulkannya demi kebaikan hamba-Nya, pasti Allah akan
kabulkan doa-doa kita semua tanpa harus nunggu hujan turun.
Ketika hujan, Allah pasti
menyimpan hikmah untuk hamba-Nya. Contohnya untuk sang petani. Hujan akan
membantu membasahi lahan pertaniannya. Kan ada sistem irigasi, Mel? Kok
ribet-ribet harus pakai air hujan cuma untuk membasahi lahan pertanian. Loohh,
memang salah ya kalau kita mengharapkan air yang berasal dari langit? Lebih
mudah, lebih berkah karena bersamaan dengan air hujan yang turun tersebut jatuh
pula rahmat-Nya.Bukan semata-semata karena airnya, tapi karena rahmat-Nya. So,
sekarang masihkah kita patut mengeluh saat hujan?
Contoh berikutnya soal makanan.
Ini paling sering dilakukan oleh kebanyakan manusia, baik itu sengaja maupun
tidak sengaja, sadar ataupun tidak sadar. Kalau makanan yang kita makan rasanya
tidak enak, ya sudah. Hal yang paling baik yang bisa kita lakukan adalah tetap
mensyukurinya, tanpa harus menyela makanan tersebut. Jika memang tidak suka dan
tidak masuk di mulut dan perut kita, ya sudah tidak usah dimakan dan berikan
saja kepada yang menyukainya.
Makanan yang kita makan adalah
rezeki dari Allah SWT yang patut kita syukuri. Tidakkah kita melihat dunia
diluar sana? Banyak orang-orang yang mengais (maaf) tempat sampah hanya untuk
mendapatkan makanan. Bayangkan, makanan sisa yang sudah orang lain buang karena
mungkin rasanya tidak enak ataupun karena tidak habis dimakan, masih dicari
oleh mereka yang membutuhkan. Masih banyak orang yang rela mencari uang dengan
segala jerih payahnya, menguras tenaga dengan menjadi kuli bangunan ataupun
pedagang keliling yang rela menyusuri jalanan sepanjang hari demi mendapatkan
sesuap nasi. Jika kita yang masih dimudahkan oleh Allah untuk sekedar urusan
makan, apa alasan yang bisa kita gunakan untuk menggerutu ataupun mengeluh?
Sungguh kita manusia yang kurang bersyukur.
Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7 yang
artinya :
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan
menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), pasti
azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim: 7).
Nikmat yang diberikan oleh Allah
jangan pernah disia-siakan. Ucapkanlah Alhamdulillah atas apa yang sudah Allah
berikan. Saat bersendawa, bersin, dan mendapat pujian alangkah baiknya kita
mengucapkan kalimat hamdalah sebagai bentuk rasa syukur kita kepada-Nya.
Mengucapkan hamdalah memangnya disuruh bayar gitu sampai-sampai susah untuk
mengucapkannya?
Mengeluh dan menggerutu tidak
akan membuat Allah rugi. Justru kitalah yang rugi besar. kenapa? Coba baca lagi
firman Allah diatas. Jika kita mengkufuri nikmat-Nya, azab Allah sangat pedih.
Coba tafsirkan sendiri maknanya oleh akhi dan ukhti apa artinya jika kita
mengkufuri nikmat Allah.
Wahai akhi dan ukhti, segala
sesuatu yang terjadi di muka bumi ini bukanlah semata-mata karena kebetulan.
Semua yang terjadi dalam hidup kita tidak luput dari pengawasan-Nya. Bahkan
daun yang jatuh dari ranting pun tidak lepas dari pengawasan Allah. Daun itu
jatuh karena sudah diatur oleh-Nya. Daun saja diperhatikan oleh Allah, apalagi
kita. Semua jalan hidup hamba-Nya sudah diatur sesuai dengan skenario yang
sudah Dia ‘Tulis’ dengan rapih tanpa cacat.
Jika kita mengalami sesuatu yang
kurang menyenangkan dalam hidup, atau mungkin kita merasa hidup kita tidak
seberuntung hidup orang lain, atau juga mungkin kita malah menganggap Allah
tidak adil kepada kita karena nikmat yang Allah berikan tidak sebanyak yang
orang lain dapatkan, cobalah untuk berfikiran positif. Carilah celah positif
yang Allah sisipkan dibalik semua peristiwa yang sudah terjadi dalam hidup
kita. Introspeksi diri, apa yang kurang dari diri kita, adakah yang perlu
diperbaiki? Dari segi apa? Dan apakah ini yang terbaik untuk kita? Ohhh mungkin
dengan hidup yang seperti ini Allah ingin saya menjadi orang yang begini. Ohh
mungkin jika saya mengalami hidup yang seperti itu nanti saya tidak sanggup.
Teruslah cari perkiraan yang lain yang mengarah pada pemikiran yang positif.
Akhi dan ukhti, yuuukkk kita
sama-sama belajar dan berusaha menjadi makhluk Allah yang pandai bersyukur.
Apapun yang kita dapatkan, apapun peristiwa yang kita alami,tetaplah bersyukur.
Dan jangan lupa untuk memohon kepada-Nya agar kita bisa mendapatkan hal yang
lebih baik dari yang sekarang dan semoga apapun yang kita lakukan mendapatkan
Ridho-Nya. Jika Allah ridho, insyaAllah hidup yang kita jalani akan senantiasa
mendapatkan kemudahan. Aamiin..
Tidak lupa saya ucapkan mohon
maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan dihati pembaca. Tulisan ini tidak
luput dari keterbatasan ilmu yang saya miliki. Sungguh saya hanya manusia biasa
tempatnya salah dan khilaf. Tidak ada maksud untuk menggurui ataupun bergaya
sok tahu, saya hanya berusaha untuk berbagi pengetahuan dengan rangkaian
kata-kata yang saya tulis dengan tangan saya sendiri dengan harapan mendapatkan
pahala dari Yang Maha Bijaksana, Allah SWT.Aamiin.
Komentar
Posting Komentar