Agama Yang Baik, InsyaAllah Cukup Untuk Mu
Assalamualaikum.
akhi dan ukhti...
Cukup lama ya saya off, heheh.. Btw terima kasih ya untuk
yang masih mampir. ^_^
Siapa yang mau menikah? Semua juga ingin menikah toh? Yang
normal pasti ingin menikah..hehehe
By the way, saya boleh tanya seperti apa kriteria jodoh
teman-teman ? Kaya raya, tampan, berpendidikan, seiman, pandai baca Al-Quran,
jago nyanyi, ngedance, atau lain sebagainya?
Saya? Hmmmm.... apa ya?? hehee..
Jujur,
saya ini orangnya cuek soal jodoh. Bukan cuek gak peduli soal menikah ya. Cuek was-was sihh saya menyebutnya. Hanya saja
saya lebih menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Bijaksana, Maha Adil, dan Maha
Mengetahui. Saya serahkan soal jodoh saya kepada Allah, karena saya tidak bisa memaksa Dia untuk memberikan
saya jodoh yang sesuai dengan keinginan saya. Jadi ya saya biarkan saja semua
seperti air mengalir. Bukan pasrah tanpa usaha, tapi pasrah yang diiringi usaha
dan doa.
Tapi
semua manusia pasti punya harapan toh. Dan Allah juga tidak melarang hamba-Nya
untuk berharap. Apalagi berharap langsung kepada-Nya, Allah senang bukan main.
Saya adalah salah satu makhluk yang punya banyak harapan. Harapan tersebut
selalu saya panjatkan hanya kepada Allah yang Maha Mendengar. Karena Allah
adalah satu-satunya dzat yang tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.
Meski
tidak bisa memaksa Allah untuk mengabulkan doa saya supaya diberikan jodoh yang
super-duper sempurna seperti harapan, tapi saya tetap harus memanjatkan doa.
Memanjatkan doa sebaik dan sebanyak mungkin kepada-Nya agar diberikan yang
terbaik. Memohon dengan menyebutkan
kriteria, dan semuanya .
Sebelum
saya lanjut, saya cuma mau bilang bahwa
tulisan ini bukan maksud untuk promosi diri sendiri atau apapun itu. Saya
mencoba untuk menjabarkan apa yang ingin saya jelaskan kepada teman-teman
menggunakan subyek diri saya sendiri. Dan penjelasan saya ini juga jangan
disalah artikan seolah saya sudah berpengalaman dalam hal memilih jodoh.
Soalnya saya juga belum menikah. Tapi tulisan ini murni sebagai wujud dakwah
saya saja sesuai dengan pengetahuan saya yang masih belum sempurna. Oke? fahamkan maksudnya?
Menurut
kamu, Mel, kriteria jodoh yang baik tuh gimana?
Yakin
mau tau bagaimana pandangan soal memilih jodoh menurut saya? Takut kecewa sihh
dengernya.. hehehe
Menurut saya ya, pasangan yang baik itu yang baik agamanya dulu. Agama itu urutan paling atas lohh ya. "Ahhh bohong nih Melan. Baik agamanya kalo jelek? kalo miskin? kalo berpendidikan rendah? Masih mau???"
Hehehe..
pasti ada yang bilang gitu kan? Yuuppp itu pertanyaan bagus. Baik agamanya tapi
masih bla bla bla bla bla bla...gimana, Mel?
Gini
teman-teman yang soleh dan sholehah, agama itu syarat paling utama yang harus
berada diurutan paling atas dari semua kriteria yang kamu jabarkan untuk calon
pasangan akhi dan ukhti. Paling atas lohh
ya. Naahh saya tadi juga bilang yang paling atas. Berarti masih ada kriteria
lain selain itu.
Oke, itu
pertama, lalu jika diantara pilihan pendidikan,
kemapanan, dan fisik, keluarga menurut
Melan kedua apa?
Menurut
saya lagi nih?? Oke, saya pilih Mapan. " Wahh melan matre nih...".
Eiiittttsss dengerin sampai selesai donk, teman-teman. Saya bilang mapan loh ya, bukan kaya. Dan
mapan yang saya maksud dalam standar
cukup. Cukup untuk membiayai kehidupan istri dan anak-anaknya kelak. Tidak
mesti kaya dengan segudang harta, punya mobil dan rumah yang mewah, dll.
haduuhhhhh.. saya tidak berfikir sampai kesitu.Itu terlalu berlebihan bagi
saya. Allah lebih menyukai kesederhanaan.
Menurut
saya, dengan kita memikirkan keadaan ekonomi kita kelak dengan sang suami sama
saja dengan memikirkan masa depan anak-anak. Karena insyaAllah dengan perencaan
ekonomi yang baik, anak-anak kita kelak bisa mendapatkan kehidupan cukup baik. Setidaknya
kepala keluarga punya pekerjaaan yang
halal atau motivasi bekerja yang baik. Dan menurut saya, jika laki-laki yang sudah
menyiapkan hal terkait materi meski hanya punya motor bebek , itu tandanya dia
berfikir untuk bisa membahagiakan anak istrinya. Dia sudah berniat untuk bisa
memberikan kehidupan yang layak bagi anak istrinya meskipun dari gaji yang
pas-pasan. Tidak mesti memilih calon dengan pekerjaan yang gajinya puluhan
juta, percuma kalau punya pasangan yang gajinya besar tapi tidak halal. Kehidupan
rumah tangga akhi dan ukhti nanti panas lohh auranya.
sumber tertera |
Kita
kalau minta kepada Allah tuh yang rasional dan wajar saja. Yang sekiranya
pantas untuk kita. Bukan berarti kita gak boleh minta yang bagus sama Allah,
boleh kok, sangat boleh malah. Hanya saja kita harus sadar diri, perbaiki diri dulu
supaya gak malu mintanya sama Allah. Masa ibadah masih bolong-bolong tapi banyak
mintanya sama Allah. Kepada atasan kerja yang sesama manusia saja malu kan
kalau sering minta tapi kerjanya gak bener. Masa sama Allah gak malu.
Jujur
banget, saya malu jika berdoa ke Allah dengan permintaan
yang berlebihan padahal saya belum baik ibadahnya dengan Dia. Padahal Allah sihh tidak melarang saya untuk
meminta sebanyak-banyaknya bahkan seserakah mungkin juga tidak apa-apa. Sebut
semua yang kita minta juga Allah tidak melarang.
Tapi sebenarnya
agama yang baik saja bagi saya sudah mencakup semuanya. Tidak mesti tampan,
tidak mesti kaya raya, tidak mesti gaul, dan lain-lain. Kenapa saya kekeuh
bilang yang baik agamanya? Karena insyaAllah, jika si dia baik agamanya, dia
akan merawat dirinya sendiri, karena kebersihan sebagian dari iman pasti dia
akan merawat fisiknya dengan baik. Terlebih lagi wudhu itu bisa memancarkan
cahaya dari wajah mereka yang rajin berwudhu. Wajahnya akan terlihat berseri
meski tidak tampan. So, kalau orang baik
agamanya tandanya dia akan merawat diri agar terlihat bersih, rapi, harum,
dengan begitu penampilannya akan membuat mata terasa sejuk. Ganteng itu tidak
mesti wajahnya yang rupawan, percuma kalau wajah rupawan tapi tampilan urakan,
aura tampannya tidak terpancar toh.
Apa
jaminannya kalau laki-laki yang baik agamanya membuat wanita hidup
berkecukupan? Laki-laki yang baik agamanya akan senantiasa sayang dengan
keluarganya. Dia pasti punya visi dan misi yang baik untuk kehidupan keluarganya.
Misal, dia punya cita-cita membangun keluarga yang berkecukupan dengan rumah
yang sederhana. InsyaAllah si dia akan berusaha mencari rezeki yang halal untuk
mewujudkan impiannya membangun rumah yang sederhana. Meski mungkin pekerjaaannya tidak cukup untuk membelikan rumah mewah,
mobil, tas dan pakaian bermerk, namun si dia akan berusaha untuk membahagiakan
anak istrinya semampunya. Itu semua juga tergantung dari keluarganya. Jika
istri dan anak-anaknya hanya memandang kebahagiaan dari materi semata, sesoleh
dan sebaik apapun agama ayahnya akan tetap terlihat lemah dan miskin karena
mereka tidak mengerti arti dari pada kesederhaan dalam islam. Intinya,
laki-laki yang baik agamanya akan bertanggung jawab atas kehiudpan ekonomi anak
dan istrinya.
Mengenai
pendidikan,tidak semua orang yang berpendidikan punya akhlak yang baik.
Sebaliknya, banyak orang yang pendidikannya standar tapi akhlaknya baik.
Pendidikan tidak menjamin seseorang akan masuk surga, tidak menjamin seseorang
akan hidup sejahtera, tidak menjamin jodohnya cantik atau tampan, dan lain
sebagainya. Pendidikan tidak akan menjadi sesuatu yang special tanpa iman yang
kokoh. Lihat Rasulullah Muhammad SAW, bahkan beliau tidak bisa baca tulis, tapi
akhlaknya dijadikan teladan bagi seluruh umat di dunia. Meskipun beliau tidak
mempunya gelar istimewa dibidang pendidikan, tapi beliau cerdas. Muslim yang
baik itu tidak mesti punya segudang gelar, tapi kita harus cerdas. Cerdas
memanfaatkan waktu luang untuk banyak menggali ilmu, dari manapun itu, tidak
mesti dari sekolah. Cerdas membagi waktu antara dunia dan akhirat itu sudah
cukup. Karena muslim yang baik agamanya
akan tahu mana yang harus dia dahulukan untuk mencapai ridha Allah.
Mengenai
keluarga, sama halnya dengan pendidikan, tidak semua orang yang berasal dari
keluarga yang baik memiliki pemahaman agama yang baik. Banyak toh contohnya
disekitar kita, orang tuanya soleh dan solehah, haji berkali-kali, rajin ke
masijd, tapi anaknya urakan. Begitupun sebaliknya, orang tuanya suka judi,
gosip, dan lain-lain tapi anaknya soleh dan solehah. Semua itu tergantung pribadi masing-masing.
Dari keluarga seperti apapaun jodoh kita lahir, pastikan dia baik agamanya.
Karena orang yang paling buruk sekalipun dimasa lalu bisa jadi orang yang
paling baik dimasa depan. Jangan hanya gara-gara keluarganya amburadul, miskin,
dan lain sebagainya lantas kita menolak si dia yang sudah terlihat jelas bahwa
agamanya patut diacungi jempol.
Akhi
dan ukhti yang soleh dan solehah, menikah itu bukan perkara main-main. Menikah
itu berat bagi mereka yang mengerti hakikatnya. Bagi seorang laki-laki, ketika
dia menikahi seorang perempuan, tanggung jawab sang ayah perempuan beralih
kepada sang suami. Sang suami yang akan
bertanggung jawab penuh terhadap kehidupan sang istri. Bahkan sang suami akan
menjadi pintu surga bagi si istri. Jika suami tidak punya bekal agama yang baik
bagaimana dia bisa membawa istrinya ke surga.
Jangan
anggap pernikahan hanya sekedar menyalurkan hawa nafsu biologis saja. Itu bukan
tujuan utama pernikahan yang baik. Jangan juga berfikir bahwa pernikahan hanya sebatas menyampaikan rasa suka , cinta
dan sayang terhadap lawan jenis dan harus memilikinya seutuhnya sebagai teman
hidup tanpa dasar yang dibenarkan dalam islam. Jika tujuan menikah hanya untuk
kesenangan duniawi, percayalah, itu semua tidak akan kekal. Tapi jika kita
menikah dengan tujuan kebahagiaan dunia dan akhirat, maka Allah akan meridhai pernikahan
kita. Cinta dua makhluk yang tumbuh karena ketakwaan kepada Allah akan kekal
dijaga oleh-Nya hingga maut memisahkan bahkan hingga di akhirat kelak.
Kenapa
saya membahas hal ini? Karena saya prihatin melihat banyak sebagian orang yang
menikah hanya karena kepentingan duniawi semata. Berlomba-lomba mencari
pasangan hidup seperti dikejar -kejar hantu. "Aduh kapan nikah ya, yang
lain sudah nikah , tinggal saya yang belum. Siapa yang mau nikah sama saya ya? ". Nikah dikejar rasa malu dan was-was karena
belum menikah lalu mencari siapa saja yang mau menikah dengannya tanpa pertimbangan yang baik, itu bukanlah
contoh yang patut ditiru.
Bersabarlah,
Allah akan mendatangkan seseorang yang pantas untuk kita diwaktu yang tepat.
Berdoalah kepada-Nya mohon diberikan jodoh yang baik, yang pantas buat kita, yang
Allah ridha terhadap pernikahan kita. Ingat, Allah tidak pernah
mengecewakan hamba-hamba-Nya. Doa sebanyak apapun akan didengar-Nya. Tidak ada tempat
terbaik untuk berharap kecuali kepada Allah.
Bagi perempuan yang sudah kebelet
nikah, cobalah untuk banyak berdoa dan memupuk rasa malu. Jangan
sebentar-sebentar ribut di sosmed curhat belum dapat jodoh dan mengeluh ini dan
itu. Malu lohhh ketahuan kalau ukhti belum laku, jodohnya lelet, dan lain
sebagainya.
Sabar,
pupuk rasa malu, doa, dan bergaulah dengan lingkungan yang baik. InsyaAllah
jodoh akan datang menghampiri ukthi.
Jangan diam tanpa usaha ya, itu sih sama aja bohong. Usahanya bagaimana?
Coba minta bantuan teman yang soleh dan solehah yang punya kenalan ikhwan yang
baik yang masih single, siapa tahu cocok. Coba minta bantuan saudara yang punya
kenalan laki-laki yang soleh yang bisa dijadikan pendamping hidup. Dan masih
banyak cara lain yang lebih berkelas tanpa merendahkan diri sendiri didepan
umum.
sumber tertera |
Begitupun
untuk akhwat yang sedang cari jodoh, bisa pakai cara yang di atas. Atau yang
lebih keren dan so sweet yaitu dengan mendoakan seseorang diseberang sana,
minta dan memohon kepada yang memegang hati dan jiwanya , Allah SWT agar tolong
di jodohkan dengannya. Tolong di 'Tag-in' si dia. Jangan dikasih siapa-siapa.
Izinkan si dia menikah dengan mu sampai akhi siap, pantas , dan mantap lahir
batin untuk menjadi imamnya. Aduuuuhhh kelepek-kelepek deh si wanita yang
dibeginiin sama seseorang disana. Nanti kalau ternyata betulan berjodoh kan
seru, bisa diceritakan kepada sang istri bagaimana perjuangannya untuk
memantaskan diri untuk nya. Bagaimana perjuangannya memohon kepada Allah dalam
setiap sujud dan doanya. MasyaAllah, so sweet kan? Laki-laki idaman tuh begini.
Hehehe..
Sudah
ya, sampai sini dulu ulasannya. Semoga bermanfaat bagi semuanya. Maaf jika ada
perkataan yang kurang berkenan dihati. Kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Syukron ^_^
Syukron ^_^
Komentar
Posting Komentar