Drama Di Gerbong Khusus Wanita
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bagaimana
kabarnya hari ini para akhi yang soleh dan ukhti solehah? Semoga selalu dalam
lindungan Allah.. Aamiin..
Tidak
lupa saya ucapkan terima kasih banyak kepada para pembaca yang masih setia
mampir di blog saya. Semoga semua tulisan yang sudah di baca oleh para pembaca
bisa memberi manfaat baik itu untuk kehidupan dunia dan akhirat..Aamiin..
Kali
ini saya mau cerita soal pengalaman saya naik kendaraan umum. Boleh ya? Semoga
ceritanya bermanfaat dan gak bikin pembaca merasa boring atau garing sendiri.
heheh
Akhi
dan ukhti pasti tahu donk kendaraan transportasi umum bernama kereta? Pasti
tahu juga kan kereta commuterline yang beroperasi di daerah jabodetabek? Tapi
sekarang sudah beroperasi sampai dengan rangkas loh.
Akhi
dan ukhti merasa nyaman atau risih naik kereta? Kalau saya justru hobi banget
naik kereta dibandingkan kendaraan umum yang lain seperti bus dan angkot.
Kemana-kemana lebih suka naik kereta jika memang bisa ditempuh oleh kendaraan
satu ini. Dan saya lebih merasa bahwa naik kereta itu lebih praktirs dan hemat
loh. Selain tarifnya yang murah, waktu tempunya juga lebih cepat dibandingkan
kendaraan umum lain. Tapi ini untuk lokasi tertentu saja sih.
Nahh
sekarang kita bahas kereta commuterline
karena kebetulan saya lagi dapat pengalaman barunya dari kereta commuterline.
Kereta commuterline atau biasa di sebut KRL atau kereta listrik ini disetiap
rangkaiannya memiliki 2 gerbong khusus yang diperuntukkan untuk wanita saja yaitu digerbong bagian paling
depan dan paling belakang (bukan di lokomotifnya ya, hehe ). Jadi seperti
mengapit gerbong lainnya karena ditempatkan paling depan dan akhir.
http://dieta.web.id/kereta-atau-gerbong-khusus-wanita/ |
Begini
kronologinya. Waktu itu sekitar pukul 07.10-an saya duduk dikursi penumpang
digerbong khusus wanita. Dari arah gerbong umum ada seorang bapak masuk dengan
santainya ke gerbong wanita. Pertamanya
si bapak duduk di kursi dekat seorang ibu dan ibu itu mengingatkan bahwa
gerbong ini cuma boleh diisi oleh wanita saja. Si bapak cuek saja, diam seolah
si ibu tidak ada. Hehe.. jahat ya dicuekkin. Dan akhirnya tiba-tiba saja si
bapak pindah duduk kesamping saya. Jelas
donk saya langsung ingatkan bapak itu dengan lembut dan senyuman manis . "Maaf
Pak, ini gerbong khusus wanita yang hanya boleh diisi oleh wanita saja ". Terdengar biasa saja kan? Tidak ada ucapan
maupun perilaku kasar dari mulut saya?
Saya
sih husnudzon saja pertamanya, berharap si bapak akan memberi jawaban yang enak
didengar, tapi ternyata jawabannya....jeng jeng jeng seperti ini : "
Kenapa? Ga boleh? Disana (sambil nunjuk-nunjuk ke arah gerbong umum) udah
penuh!!!!! Saya beli ini kursi!!!! Berapa?!!! Saya Beli!!!!".
OOPPPPPPSSSSS!!!!!
Matanya melotot loh ke saya. Serius, saya tidak menambah atau mengurangi fakta yang
ada. Subhanallah, mendengar jawaban yang seperti itu ya saya takut. Saya paling
takut dimarahin orang. Kalau dimarahin orang tuh saya langsung gemetaran deh,
serius. Reaksi pertama saya setelah dibentak dan dipelototi seperti itu ya cuma
senyum karena tidak berani membalas atau menjawab khawatir makin dimarahi dan
ribut didepan umum kan malu. Di sisi lain wanita-wanita yang ada digerbong yang
sama dengan saya ikut menyauti dan membela saya. Cuma ya gitu, si bapak tidak
menggubris dan tetap duduk anteng di samping saya. Sampai pada akhirnya petugas
yang bagian menjaga gerbong wanita masuk dan menegur langsung si bapak. Si
petugas juga menegur bapak itu sambil senyum-senyum ketawa, kaya lucu gitu
ngelihat nih bapak kok anteng amat duduk gerbong wanita. Tapi si Bapak akhirnya
pergi dari gerbong setelah di tegur petugas. Itupun sambil ngoceh mengulangi
kata-kata yang tadi dia lontarkan ke saya " Saya beli ini kursi!! Saya
beli!!!". Si petugas mah tetap saja
tersenyum. Untung petugasnya lagi baik, kalau gak, si bapak abis deh disemprot
balik. heheh..
Ada
lagi loh kejadian yang tidak kalah lebih lucu dari si bapak di atas. Saat itu
saya masuk dalam gerbong wanita, dan melihat seorang bapak duduk manis di
tempat duduk prioritas di antara para
wanita. Dia terlihat santai saja. Wanita yang lain juga terlihat biasa
saja tidak ada yang mengingatkan, jadi saya berfikir oh mungkin si Bapak
numpang duduk dulu nungguin koper istrinya. Kebetulan di bapak bawa koper.
Sepuluh
menit sudah berlalu dan si bapak tetap duduk manis di tempat semula, tidak ada
tanda-tanda mau beranjak. Dan akhirnya ada seorang Ibu masuk dan menegur bapak
itu. " Pak, ini mah gerbong wanita. Laki-laki gak boleh disini, Pak.
Digerbong sana bolehnya, Pak" ujar si ibu santai. Awalnya si bapak cuma nengok
ke arah gerbong umum, lalu beranjak dari tempat duduk dengan wajah bingung.
Saya perhatikan saja si bapak keluar gerbong wanita dan pergi ke gerbong
umumsambil menyeret kopernya. Terlihat dia mengajak ngobrol seorang ibu yang
sedang duduk di gerbong umum sambil menyuruhnya bangun dan pindah ke gerbong
wanita. Dia ingin tukar tempat duduk sepertinya. Si ibu tidak mau karena
mungkin dia sudah pe-we kali ya, atau mungkin dia ada barang bawaan yang malas
dia pindahkan jika harus pindah gerbong lagi. Terlihat raut wajah si bapak
kesal karena ibu itu tidak mau pindah eh si Bapak masuk lagi kedalam gerbong
wanita terus duduk manis di tempat duduk prioritas sambil marah-marah.
"Apaan Ibu itu gak mau pindah. Masa saya gak boleh duduk di gerbong wanita
tapi wanita boleh duduk di gerbong mana saja. Enak saja. Gak adil ini namanya!!!!!
Saya gak mau pindah!!"
OOPPSS
(2). Jelas donk ibu-ibu yang lain marah-marah mendengar ocehannya. Tapi si bapak
mah cuek bebek saja. Tetap duduk anteng sambil mainkan HP nya. Kembali akhirnya
petugas yang menegur. Awalnya tetep ngotot sampai dia bilang ke petugas "
Suruh dulu itu ibu-ibu pindah!! Saya juga mau duduk. Masa laki-laki harus
ngalah melulu!!". Astaga si bapak, kebanyakan makan micin kali ya?. Pengen deh saya celetukin " Bapak kalau mau diperlakukan sama dengan wanita, sok atuh ganti dulu celananya sama rok, atau pakai jilbab coba biar dikira wanita". Akhi dan ukhti yang baca ikut emosi gak coba kalau jadi saya disitu?
Lanjut
cerita akhirnya ada orang yang mengalah dari gerbong umum untuk memberikan
tempat duduk nya kepada si bapak. Saya lupa itu wanita atau laki-laki yang
mengalah. Dan akhirnya si bapak yang keras kepala itu pindah ke gerbong umum
dengan wajah tetap emosi.
Dari
kedua kejadian di atas, akhi dan ukhti emosi gak sih dengernya? Saya yang
dengar dan lihat langsung kejadian
seperti itu rasanya pengen banget nge-ruqiah dua bapak-bapak di atas biar
sadar. Kayaknya ada jin yang nyangkut di tubuhnya sampai-sampai perkataannya,
tingkah lakunya bikin emosi orang lain memuncak. Atau mungkin butuh jus kijing
(kerang ijo) untuk bikin si bapak sadar. Hehe. Yahhh jikalau memang merasa tidak adil atau jengkel karena sama-sama pengen duduk minimal pasang muka sebel aja, jangan sampai ngoceh dan marah-marah kepada orang mencoba mengingatkan. Toh yang terjadi itu karena memang merupakan aturan yang dibuatkan oleh pihak kereta untuk wanita bukan kemauan kita semena-mena sebagai perempuan yang mengusir kaum pria dari gerbong seenak jidat. Masa mau dibuatkan gerbong khusus pria juga biar sama dengan wanita. Kalau mau dibuatkan gerong khusus juga, coba atuh monggo bicara ke bagian yang berwenang untuk dibuatkan gerbong khusus pria karena merasa perlu dikhususkan mungkin.
Saya
bingung deh dengan pria yang "manja" ketika naik kendaraan umum.
Sebagai pria yang segar bugar alangkah baiknya jika bisa membantu dan
mendahulukan wanita jika memang memungkinkan. Setua dan serapuh apakah para pria ini sampai-sampai tidak sanggung berdiri 1 -2 jam di kereta? Masa kalah sama wanita muda dan ibu-ibu yang juga sama-sama berdiri dalam waktu yang sama. Kalau memang pria tersebut sudah
lansia atau sedang sakit mungkin, barulah kita sebagai wanita juga memaklumi.
Ketika saya naik kendaraan umum, baik itu bus maupun kereta, sering sekali
menemukan penumpang pria yang tega meilhat wanita berdiri dan berdesakan dengan
penumpang pria yang lain dan malah pura-pura tidur supaya tidak kira tega-an. Okelah
memang kita sama-sama bayar, tapi alangkah lebih baik pria bisa menjadi
pelindung wanita dalam segala hal dimanapun dan kapanpun tanpa harus mengenal
lebih dulu seperti halnya saat di kendaraan umum.
Atau
tidak usah jauh-jauh dulu memikirkan soal kodrat pria sebagai pelindung, anggaplah
kami wanita-wanita yang masih segar bugar ini masih sanggup berdiri berjam-jam
tidak masalah, tapi coba antum para akhi yang soleh dan tampan bayangkan jika
yang berdiri adalah ibu, anak , kakak,
adik, atau saudara dekat antum. Tegakah antum melihat mereka-mereka yang antum
kenal dan antum sayang harus berdiri berjam-jam didepan antum? Tega melihat
Ibu-ibu yang menggendong bayi berdiri lama di tengah kerumunan penumpang pria?
Tega melihat nenek yang bahkan untuk berdiri saja gemetaran? Tega melihat orang
disabilitas berdiri menahan desakan para penumpang yang sangar-sangar? Jika ada
yang tega melihat mereka-mereka yang membutuhkan pertolongan dan tetap berdalih
dan berpegang dengan semboyan "saya juga bayar" , baik itu pria
maupun wanita coba cek kembali hati nurani antum. Masih adakah hati nurani itu?
Atau mungkin hati nuraninya sedang sakit sehingga tidak berfungsi dengan baik
layaknya hati nurani manusia?
Alahhh
bukan cuma pria doank kali yang tegaan, wanita juga suka tegaan dengan sesama
kaumnya. Yuppppsss betul. Saya tidak membela kaum saya seutuhnya, karena banyak
juga kaum wanita yang kalah sadis dan tega kepada sesama kaum wanita ketika
harus berbagi tempat duduk dengan golongan penumpang prioritas. Entah apa yang
harus saya katakan kepada wanita yang juga tega seperti itu. Karena selayaknya
wanita justru harus lebih peka dan peduli dengan sekitarnya. Hati wanita
harusnya lebih lembut dan mudah tegerak melihat orang yang lebih membutuhkan,
bukan karena kita merasa lebih kuat seperti halnya pria, namun karena kita
sebagai wanita memiliki naluri keibuan yang lemah lembut dan peduli dengan
orang lain. Kalau kaum wanita dan pria sama-sama keras dan tega-an, lalu siapa
yang menjadi kaum yang lemah lembut didunia ini?
Keadaan
dimana masyarakat Indonesia mulai teracuni oleh sikap individualistis dan acuh
tak acuh terhadap sesama ini merupakan hal yang tidak patut dipelihara.
Ingatlah bahwa kita hidup tidak sendirian, kita pasti membutuhkan orang lain.
Janganlah merasa diri paling benar,merasa diri paling kuat ,merasa diri harus
lebih didahulukan dibanding orang lain hanya karena kita ikut berpartisipasi
dalam masalah dana. Jangan merasa diri ini tidak membutuhkan orang lain karena
masih sehat bugar, dan lain sebagainya. Bukan kah kita sedari kecil saat Sekolah
dasar di ajarkan untuk saling peduli terhadap sesama? Saya rasa sikap saling
peduli dan menghormati bukan hanya diajarkan di sekolah, tapi pasti orang tua
kita dirumah juga sudah mengajarkan kita hal itu agar bisa menjadi manusia yang
bermanfaat bagi sesama. Right? Tapi kenapa masih ada yang keras hatinya?
Apa
gerangan yang membuat kalian, para pria "sejati" dan wanita
"lembut" harus tega terhadap sesama? Terkhusus kaum pria yang tega
terhadap wanita, kenapa kalian tidak bisa mengalah? semua agama, ras, suku, pasti
mengajarkan bahwa wanita adalah sosok yang perlu dan butuh dilindungi. Apalagi dalam
agama islam, laki-laki itu adalah pemimpin dimana sosoknya yang tegas dan
berwibawa diharapkan dapat memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi wanita. Jika
antum, para pria tidak bisa memberikan sesuatu yang diharapkan wanita
sebagaimana mestinya lantas kepada siapa wanita harus mengharapkan itu semua?
Kepada sesama wanita? Lalu apa peran laki-laki bagi wanita jika seperti itu?
Coba
kita belajar dari negara lain, misal Korea Selatan. Meski saya belum pernah
kesana, namun senior saya ditempat kerja pernah kesana dan menceritakan bahwa
masyarakat korea sangat menghormati wanita saat berada dikendaraan umum. Beliau
sendiri mengatakan bahwa saat dirinya masuk kedalam kereta yang cukup dipenuhi
penumpang di Korea sana, beliau langsung di persilahkan duduk oleh penumpang
pria tanpa diminta. Padahal dari segi wajah jelas beliau bukan warga korea.
Mereka pasti tahu kalau beliau ada seorang turis. Sampai-sampai beliau coba
membandingkan dengan keadaan di Indonesia, yang pada kenyataannya beliau malah
sering berdiri berjam-jam tanpa ada yang mau mengalah untuk mempersilahkannya
duduk. Luar biasa sekali Indonesia.
Saya
tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan warga Indonesia dan membanggakan warga
negara lain, hanya saja saya ingin coba berbagi cerita dan memberikan contoh
yang baik dengan harapan bisa diaplikasikan oleh masyarakat indonesia. Juga
disini saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan kaum pria, dan selalu
membenarkan kaum wanita. Karena masih banyak kaum pria yang peduli dengan kaum
wanita saat berada dikendaraan umum. Saya sendiri pernah diperlakukan dengan
baik oleh salah seorang penumpang pria yang tidak tega meilhat saya berdiri
berdesakan di gerbong umum dengan mempersilahkan saya duduk di kursinya.
Tulisan
ini saya buat hanya untuk berbagi pengalaman sebagai penumpang kereta dan
sangat berharap semoga saja tulisan ini bisa membangkitkan kesadaran atau
kepedulian masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari baik itu wanita
maupun pria dalam hal menggunakan kendaraan umum. Kita tunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang ramah, peduli, saling menghargai dan saling membantu satu sama lain
dalam kebaikan. Tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang memiliki nilai kesantunan
dan nilai moral yang paling baik dari seluruh negara yang ada di dunia.
Akhir
kata seperti biasa saya mohon maaf jika ada tulisan saya yang kurang berkenan
dihati pembaca. Saya hanya manusia biasa yang punya salah dan khilaf, jauh dari
kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Semoga bermanfaat.. :)
Syukron..
Komentar
Posting Komentar