Lepas-Pasang Hijab
Assalamu'alaykum
Wr.Wb..
Bagaimana
kabarnya akhi dan ukhti hari ini? Semoga senantiasa dalam kasih sayang dan
rahmat-Nya.. :)
Terima
kasih sudah bersedia mampir di blog saya. Kebetulan saya lagi off beberapa
bulan sehingga blog jarang terisi dengan postinga. Nahh sekarang saya punya
tema yang ingin saya bahas. Meskipun temanya tentang perempuan, tapi tidak
masalah kok dibaca sama ikhwan-ikhwan, semoga bisa jadi bahan bacaan yang
bermanfaat.
Saya
lagi ingin membahas berita selebriti yang booming belakangan ini. Anak gahol
atau yang sering mantengin media sosial pasti tahu apa aja yang lagi booming.
Nahh salah satunya kabar berita tentang saudari muslim kita yang kemarin
melepas hijab. Saya tidak perlu sebut nama atau inisial karena saya tidak bertujuan
untuk membahas tentang sang artis dan keputusannya melepas hijab. Saya membahas
kasus ini secara universal, bukan hanya terpaku pada sang artis.
Kenapa
sih keputusan sang selebriti untuk melepas hijabnya sangat menarik dan menjadi viral di media sosial Indonesia?
Hmmm.. alasannya ya subjektif. Ada yang bilang karena orang Indonesia tuh
hal-hal sepele dipermasalahkan, ada juga yang bilang netizen Indonesia mah usil
gemar ngurusin kehidupan orang , ada juga yang bilang netizen Indonesia kan
kebanyakan beragama Islam jadi sesuatu yang menyangkut soal syariat agama pasti
heboh, dan bla-bla-bla..
Oke, saya
tidak peduli dengan alasan netizen mempermasalahkan atau membesar-besarkan
terkait keputusan sang artis untuk melepas hijab karena tulisan saya juga tidak
untuk membahas tentang alasan netizen mem-viralkan masalah ini.
Keputusan
sang artis untuk melepas hijab adalah sesuatu yang pasti sudah dia fikirkan
dampaknya, baik itu dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dia pasti
sudah mempertimbangkannya dengan masak karena dia seorang selebriti/ publik
figur yang akan mengundang kontroversi dibalik setiap gerak geriknya. Jujur, sampai
saat saya menulis tulisan ini, saya bahkan belum baca satupun artikel mengenai
alasan sang artis melepas hijabnya. Saya hanya membaca judul nya saja saat
membuka akun media sosial saya , karena artikelnya selalu ada di timeline akun
media sosial. Saya fikir saya tidak perlu membacanya, dan saya juga tidak
tertarik untuk tahu, karena saya fikir tidak ada manfaatnya bagi saya. Bukan
bermaksud sombong atau cuek, tapi memang saya tidak perlu tahu alasan sang
artis melepas hijab, itu urusan pribadinya yang tidak perlu saya kepoin.
Lalu
kamu menulis tulisan ini dengan dasar apa dan ingin bahas apa kalau kamu
sendiri saja belum baca satupun beritanya tentang sang artis, Mel? Saya ingin
bahas tentang perilaku Lepas Pasang Hijab di kalangan muslimah, bukan hanya
artis.
Lepas-Pasang
hijab adalah sesuatu yang sudah biasa bagi muslimah di Indonesia baik itu
dikalangan masyarakat biasa ataupun dikalangan selebriti. Teman saya saja
banyak sekali yang melakukan hal itu. Tanggapan saya ya cuma bisa senyum prihatin
menahan sedih. Prihatin dengan mereka yang mungkin imannya masih lemah dan
rapuh sehingga mudah tergoda oleh syaithon untuk meninggalkan kewajibannya
sebagai seorang muslimah. Mereka butuh teman yang bisa membangkitkan kualitas
imannya , dan saya sedih karena saya belum bisa menjadi perantara Allah untuk
membukakan pintu hidayah-Nya dan kembali memakai hijab.
Apapun
alasan mereka melepas hijab, entah itu karena tuntutan pekerjaan, kurang modis,
kesulitan mendapat jodoh, bosan dengan model hijab, tidak ingin terlihat
munafik, ketidak sesuaian keinginan hati, belum siap, dan lain sebagainya,
mereka harus menyadari bahwa memakai hijab bukan soal perkara duniawi, tapi
perkara langit yang menuju pada penghakiman akhirat.
duniajilbab.tumblr.com |
Islam merupakan
agama yang toleran dalam kehidupan duniawi, tapi tidak untuk kehidupan akhirat
terutama yang berstatus hukum wajib. Betul Allah Maha Pengampun, tapi ingat
bahwa siksa-Nya juga sangat pedih. Sekecil apapun dosa kita pasti akan ada
balasannya. Kita semua tahu bahwa
berhijab adalah perkara syariat islam yang hukumnya wajib bagi seorang
muslimah. Terlepas dari masalah gejolak hati dan alasan duniawi lainnya,
berhijab tetap berhukum wajib, tidak berubah dan akan tetap seperti itu sampai
pada hari kiamat. Ketentuan hukum Allah tidak untuk menuruti keinginan duniawi
makluk-Nya, tapi justru hukum Allah itu
ada untuk dipatuhi dan dijadikan standar hidup manusia baik itu ingin ataupun
tidak ingin. Mengerti maksud saya kan akhi dan ukhti?
Terkadang
manusia terlalu banyak berfikir jauh diluar kapasitasnya sebagai manusia biasa
yang tidak punya daya dan kekuatan apapun dihadapan Allah dengan mengutamakan
apa yang menurut hatinya benar. Padahal hati kita ini yang punya Allah, yang menciptakan
hati kita adalah Allah, lantas apa yang hendak disombongkan dengan pendapat
soal hati kita?
Mungkin
diluar sana mereka yang melepas-pasang hijab beralasan ini dan itu belum
menyadari sepenuhnya bahwa raga dan jiwa kita itu sudah dibooking Allah untuk
nanti dimintai pertanggung jawaban atas apa yang sudah dilakukan. Kalau kita
bersikeras memilih dalil-dalil duniawi sebagai alasan untuk meninggalkan
syariat islam yang sudah Allah atur sedemikian indah dan adil, masihkah kita
pantas disebut hamba-Nya?
Oke,
saya coba ilustrasikan alasan-alasan para wanita muslim yang melepas hijab :
1. Tuntutan pekerjaan
Ukhti tahu siapa yang kasih ukhti rezeki?
Allah. Yang punya dunia ini siapa?
Allah. Yang bisa memberi ukhti pekerjaan dan mencabut pekerjaan ukhti siapa?
Allah. Dan yang terpenting, yang meminta kita berhijab siapa? Allah. Lantas apa
lagi yang membuat ukhti nekad melepas hijab yang diwajibkan Allah demi
pekerjaan yang Allah sendiri yang atur. Ukhti masih berfikir bahwa Allah
meminta kita berhijab untuk menyusahkan kita hidup didunia, susah mendapat pekerjaan
dan nanti tidak bisa hidup enak, tidak bisa cari makan, tidak bisa ini dan itu?
Mungkin yang masih berfikir demikian butuh guru spiritual dan teman yang bisa
mendongkrak imannya kembali. Atau mungkin perlu di ruqyah? Coba difikirkan
dalam-dalam ya ukhti.
2. Tidak mau terlihat munafik
Tingkah
laku masih gak karuan, suka ghibah, suka pacaran, suka ini suka itu, tapi ko
sok-sok-an pakai hijab? Munafik!!!! Benerin dulu tuh akhlak dan hatinya.
Kalimat seperti ini sudah mainstream dikuping muslimah. Begini, Berhijab dan
akhlak adalah dua hal yang beda. Berhijab adalah tuntutan kewajiban yang sudah
Allah tetapkan, sedangkan perilaku akhlak adalah sesuatu yang sifatnya bisa
dikendalikan oleh manusia sesuai dengan kapasitasnya selaku muslim. Berhijab
tujuannya untuk melindungi wanita dari sesuatu yang membahayakannya terutama
dikalangan kaum Adam, dan juga sebagai indikator bukti seberapa patuh hamba-Nya
terhadap hukum yang sudah Dia tentukan. Jika masih ada muslimah berhijab tapi
belum sempurna akhlaknya, itu akan menjadi urusan Allah dan malaikat-Nya dalam
mencatat amalan hamba-Nya. Kita yang statusnya cuma sebagai manusia biasa tidak
perlu menjudge dan mengomentari akhlak mereka karena itu bukan ranah kita.
Justru saat kita mengomentari dan menjurus ke ghibah, itu akan di catat sebagai
dosa. Khawatirlah akan hal itu, bukan sibuk menilai orang lain.
3. Tiba-tiba hati merasa belum siap, belum klop, dan belum saatnya.
Jika
menunggu siap, kapan siapnya? Syaithon akan terus membisikkan teliga ukhti
untuk terus terlena dengan penampilan tanpa hijab. Dan sangat besar kemungkinan
syaithon bertengger ditelinga ukhti membisikkan hal-hal buruk, salah satunya
menunda berhijab sampai akhirnya ukhti meninggal saat belum sempat berhijab.
Ini namanya sia-sia.
4. Bosan
Alasan
ini cukup menarik. Jika ukhti bosan berhijab, nanti jangan salahkan Allah jika
Dia bosan pada ukhti dan memberikan siksa-Nya yang pedih ke ukhti. Okelah, memang gaya busana muslimah yang
sesuai dengan syariat islam bisa dibilang monoton, itu karena tujuan kita
berhijab bukan untuk fashion semata, tapi karena ikhlas menjalankan perintah
Allah. Kalau memang belum suka sama model pakaian yang syar'i, ada banyak model
hijab modern yang fashionable namun masih tetap dalam koridor syariat islam. Dan
nanti bisa disusul dengan berpakaian yang sesuai syariat islam seiring dengan
berjalannya waktu. Lantas kenapa harus bosan?
5. Dilarang suami dan atau keluarga
Jika
suami ukhti yang larang mungkin ukhti bisa pelan-pelan memberikan pengertian
padanya, dan jika masih melarang mungkin ukhti perlu konsultasi ke
ustadz/ustadzah yang lebih faham harus mengambil tindakan apa. Namun ada satu
point yang perlu ukhti sadari dan renungkan, jika ukhti mendapat pasangan yang
justru melarang ukhti dalam menaati perintah Allah bisa jadi ukhti salah
memilih pasangan hidup dan harus bisa menerima konsekuensi yang ada. Atau bisa
jadi itu karena ukhti belum sepenuhnya baik dimata Allah sehingga Allah belum
ridho memberikan ukhti suami yang soleh. Mungkin introspeksi diri adalah langkah yang
baik. Jika kelurga, ayah dan ibu, yang
melarang juga sama, beri pengertian secara halus kepada mereka bahwa berhijab
itu bukan sunnah hukumnya, tapi wajib. Jadi harus dilaksanakan. Jika masih
tidak mengizinkan juga dan masih bingung ukhti mau ambil jalan mana, begini
saja, saya punya kalimat pamungkas dari salah satu ustadz favorit saya. "
Jika hak Allah yang wajib berbenturan dengan hak manusia yang sunnah/wajib,
maka pilihannya hanya 1, pilihlah hak Allah yang wajib itu. Misal, Belum shalat
ashar dan waktu sudah hampir habis, sedangkan suami minta dipijat, maka pilih
shalat ashar dahulu karena shalat ashar adalah
perintah wajib dari Allah. Dan jika hak Allah yang sunnah berbenturan
dengan hak wajib manusia, maka laksanakan yang wajib manusia itu. Misal, mau
sholat dhuha tapi diminta suami untuk dilayani secara biologis, maka pilih
untuk mendahulukan keinginan suami. Dari
contoh diatas mungkin akhi dan ukhti bisa mengambil kesimpulan dan keputusan
sendiri.
6. Takut dimaki-maki kalau nanti suatu saat saya buka
hijab
Lohh?? Ini niat awalnya bagaimana donk kalau
gitu? Niat pakai hijab terus dibuka lagi? Begini ukhti, jika kita sudah
berkomitmen dari awal untuk berhijab, niatkan yang ikhlas dan tulus hanya demi
Allah kita berhijab, bukan karena siapa-siapa. Niat yang tulus ikhlas seperti
ini akan Allah jaga agar tetap senantiasa dalam ke istiqamahan. Kalau dari awal
niatnya karena ikut-ikutan dan karena disuruh seseorang, wajar kalau suatu saat
tergoda imannya untuk melepas hijab, lalu di bantai ramai-ramai oleh masyarakat
karena dinilai mempermainkan syariat islam dan termasuk orang yang tidak
konsisten dalam memilih jalan hidup.
7. Mencari jati diri.
Disini mencari jati diri yang bagaimana yang dimaksud?
Soal hijab, itu sudah menjadi kewajiban, baik itu ragu ataupun yakin dalam
pemakaiannya. Saat ukhti merasa jati diri ukhti bukan dengan berhijab, lalu
pakaian apa yang menurut ukhti pantas untuk ukhti sebagai seorang muslimah?
Apakah dengan berpakaian terbuka? Saya yakin ukhti bisa menilai sendiri mana
yang sesuai dengan hati nurani ukhti sebagai wanita muslimah yang yakin akan
keberadaaan Allah beserta syariatnya.
Nah alasan
di atas hanya sebagian contoh alasan yang sering dikemukakan baik itu
dikalangan masyarakat biasa ataupun selebritis dan masih banyak lagi alasan
lain diluar sana yang tidak bisa saya jabarkan satu-persatu.
me.me |
Dan saya
juga prihatin dengan para muslimah yang belum konsisten berhijab dalam
kesehariannya. Misal, pakai hijab cuma saat pelajaran agama islam, pakai hijab
cuma pas mau kondangan, pakai hijab cuma pas ke sekolah/kuliah/bekerja, pakai
hijab cuma saat sholat, dan yang ngenes itu keseharian pakai hijab tapi di sosmed
fotonya kadang buka hijab. Ukhti yang solelah, hijab itu bukan lego yang bisa
dibongkar pasang pemakainnya, juga bukan kulkas yang bisa dibuka tutup. Tidakkah
ukhti merasa risih sendiri dengan pandangan orang lain terhadap diri ukhti yang
auratnya bisa dilihat bebas kemudian ditutup lagi, lalu dibuka lagi? Saya
sendiri malah merasa itu aneh.
Baiklah,
urusan terkait alasan melepas hijab dan keprihatinan saya terhadap muslimah
seperti diatas kita tinggalkan dahulu. Sekarang kita bahas kenapa seseorang
yang sudah berhijab dan melepas hijabnya
justru banyak mendapat cibiran? Kalau tahu begini mah dari awal aja tidak usah
berhijab. Pasti ada yang berfikir
demikian kan?
Jika
ukhti sudah berani mengambil keputusan untuk berhijab, masyarakat pasti kagum
dengan pilihan ukhti dan banyak menaruh harapan bisa menjadi tauladan yang baik
bagi orang lain. Namun disaat kalian melepasnya dengan atau tanpa sebab,
masyarakat akan kecewa dan memulai spekulasi yang liar tentang pribadi ukhti.
Walaupun ukhti katakan ini adalah urusan pribadi, dan orang lain tidak perlu
ikut campur urusan ukhti, tetap ini adalah 'prosedur' dan fenomena yang harus
dihadapi oleh kita sebagai makhluk sosial.
Oke,
bagi masyarakat biasa mungkin bukan suatu hal yang menghebohkan saat melepas
hijab. Paling gosip yang beredar hanya sebatas komplek , tetangga sebelah dan
lingkungan pekerjaan atau akademik, tapi bagi seorang selebriti yang melepas
hijab dimana posisinya disebut sebagai publik figur dimasyarakat yang katanya
tingkah laku dan aspek kehidupannya bisa menjadi contoh bagi masyarakat banyak
, justru langkah ini menjadi hal yang harus difikirkan secara masak dan tidak
bisa diambil dengan cara sembrono.
Seorang
selebriti sebagai publik figur akan menjadi sorotan setiap langkah yang ambil.
Bagi orang yang awam dan mungkin mengidolakan sang artis, langkah melepas hijab
akan menjadi suatu hal yang mungkin dianggap manusiawi dan lumrah. Dengan
begitu orang-orang yang awam, yang lemah imannya dan mengidolakan sang artis
akan mengikuti langkah itu sebagai bentuk dukungan atau mungkin juga mereka
berfikir ada benarnya langkah tersebut ambil dengan dalil ini dan itu. Lantas
jika mereka benar-benar meniru maka efekya akan berkepanjangan dan mereka akan menceritakan
alasannya melepas hijab kepada orang lain melalui mulut ke mulut dengan penuh
keyakinan. Bagi mereka yang lemah iman mungkin akan menangkap alasan tersebut
sebagai pembenaran yang logis dan dapat dimaklumi. Yang ditakutkan, semua ini
akan menjadi 'teori' dalam menentukan pilihan berdasarkan asumsi dan alasan
yang mereka ciptakan sendiri. Faham maksud saya ukhti?
Pada
intinya, semua pilihan dan tindakan yang dilakukan harus difikirkan secara
masak dan tetap memperhatikan keikhlasan hati, karena semua tindakan ada resiko
baik ataupun buruk. Semoga kejadian publik figur atau siapapun para muslimah
yang melepas pasang hijab tidak terjadi lagi dan mari kita berdoa semoga kita
semua para muslimah yang Allah sayangi tetap kuat iman ditengah arus pergaulan
dan perang pemikiran yang begitu dahsyat.
Akhir
kata seperti biasa, saya tidak lupa meminta maaf jika ada tulisan saya yang
kurang berkenan dihati para pembaca. Saya tidak berniat untuk menyakiti
perasaan siapapun. Jikalau ada kesalahan saya mohon maaf karena memang itulah
kodratnya saya sebagai manusia biasa tempatnya salah dan khilaf. Tidak ada
sesuatupun yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah.
Semoga bermanfaat.
:)
Syukron..
Komentar
Posting Komentar