Hello Mantan
Assalamualaikum,
akhi dan ukhti. Apa kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan selalu
dalam ridho Allah SWT ya.. Aamiin.
:)
By
the way kepo dong, siapa yang
sudah pernah pacaran? Atau lagi pacaran? Atau yang belum pernah pacaran? Atau
mungkin sekarang sedang bermasalah sama pacarnya? Putus?? Ahhh saya banyak
tanya ya?? Afwan.. hehe.
Untuk
yang pernah pacaran, dan yang sekarang sudah putus dari pacarnya karena takut
dan malu sama Allah, sadar bahwa itu haram dalam agama islam , saya ucapkan
SELAMAT, CUKAE (korea), CONGRATULATION, Alhamdulillah akhirnya Allah memberikan
hidayah kepada akhi dan ukhti..
:)
Yang
barusan putus dari pacarnya bukan karena sadar akan siksa Allah diakhirat
kelak, tapi karena memang bosan sama mantan, tidak cocok, atau diputusin dan
merasa sakit hati, lalu masih tetap ingin pacaran dengan mencari yang lebih
baik lagi, hmmmm... yuuk kita
sama-sama berdoa semoga Allah
segera memberikan hidayah-Nya
kepada akhi dan ukhti sebelum kembali menemukan pacar baru yang bisa berpotensi
menjadi ladang dosa dan memutuskan
untuk tetap bertahan dalam status jomblo taat sampai Allah yang mempertemukan
jodoh akhi dan ukhti. Aamiin..
Dan
yang sekarang sedang pacaran, mari
kita semua mendoakan hal yang
sama seperti diatas. Dan kemudian menikah.. Ciee...Hihi..
Satu
lagi, untuk yang sedang bermasalah dengan pacarnya, hmmm.. mari kita berdoa
bersama semoga itu adalah salah satu cara Allah untuk memberikan hidayah kepada
akhi dan ukhti. Semoga itu cara Allah untuk melindungi kalian dari bahaya zina
dan dari potensi dosa-dosa yang
lain. Entah akhi dan ukhti
bakalan kembali baikan sebagai pacar atau mungkin putus dan menjalin pertemanan
biasa saja, Allah selalu punya cara untuk memberikan hidayah kepada hamba-Nya
dan Allah juga punya cara tersendiri untuk menegur hamba-Nya yang masih ngeyel.
Kenapa
sih Mel nanyain soal pacaran? Hmmm....saya cuma ingin cerita dan sedikit
berbagi pengalaman yang saya dapat dari kehidupan orang-orang disekitar saya
soal fenomena 'Pacaran'. Fenomena yang satu ini emang selalu menarik untuk
dibahas, karena sebagian orang menjalani dan mengalaminya.
Saya
tidak membahas mereka yang sedang pacaran, tapi saya ingin membahas mereka yang
pernah pacaran dan putus. Alias jadi mantan. Cieee yang punya mantan... Hehehe
Bagi
akhi dan ukhti yang sudah putus dari pacarnya, sekarang bagaimana hubungan
kalian dengan sang mantan? Kaya judul lagu Nidji ya perasaaan.. hehee
Baik-baik
saja kah hubungan kalian? Yakin? Atau sekarang malah musuhan, pura-pura tidak
kenal, memutuskan tali silaturahim, dan memaki satu sama lain dengan nama-nama
binatang? Duhh yang ini serem deh menurut saya.
Syukur-syukur
jika akhi dan ukhi masih menjalin hubungan yang baik dengan sang mantan, tetap
berkomunikasi satu sama lain sebagai teman biasa tanpa bawa-bawa masa lalu.
Keren deh yang begini.
Kalau
disuruh milih, Akhi dan ukhti pilih yang mana? Pertama atau kedua?
www.toptime.co.id |
"Aduhhh maafin
mantan saja sudah susah, apalagi sampai berteman, Mel". Sebentar, maksud
saya berteman disini bukan berarti kamu harus komunikasi terus dengan si dia.
Maksudnya ya tetap santai dan ramah saja saat bertemu disuatu tempat, tetap
membalas chat jika ditanya kabar. Positif thinking, mungkin benar dia cuma
ingin tanya kabar dan menjalin silaturahmi yang baik. Bukan cuma modus ingin
CLBK. hehehe..
Nahh tapi kalau isi
chatnya sudah mengarah ke CLBK atau lain-lain mending dialihkan saja, atau
cuekin. Pokoknya kembali lah bersikap normal layaknya tidak pernah terjadi apa-apa.
Memang tindakan seperti itu akan sangat sulit dilakukan bagi kamu yang masih
punya 'rasa' sama si dia, apalagi yang habis diputusin pas lagi
sayang-sayangnya, diselingkuhi atau disakiti. Jangankan mau berteman baik,
sebut namanya saja sudah tidak sudi. Duhhh ini sih bisa jadi ada bibit-bibit dendam
nyi pelet.hehehe
Sebenarnya saya agak
prihatin dengan fenomena pacaran diluar sana, mereka yang sudah putus
malah saling membenci. Caci maki bertaburan disosmed bak barang obralan, saling
menyalahkan satu sama lain, saling menjauh
ke ujung dunia kalau bisa. Intinya memutus hubungan silaturahmi. Bahkan lucunya sampai ada yang minta
barang pemberiannya dikembalikan. Astaga....Itu dulunya pacaran apa cuma jadi
tukang penitipan barang?
Saya
agak bingung sih, kenapa
mereka seperti itu. Apa prinsip mereka
saat pacaran dulu? Harus saling memiliki? Tidak boleh putus, gitu? Kalau putus tidak boleh
lagi menjalin hubungan apapun? Kalau putus harus ganti nama jadi nama binatang
gitu? Apa mereka punya motto pacaran 'kembalikan barang yang sudah saya berikan jika putus'? Ckckckck....
Apa
mereka lupa dengan sikap mereka dulu yang mesranya melebihi pasangan suami
istri? Nempel melulu kayak
perangko. Dimana ada ada aku, disitu ada kamu. So sweet deh. Apa mereka lupa dengan kata-kata
romantis yang selalu mereka ucapkan saat masih di mabuk cinta? Tiap pagi, siang, sore, malam, SMS, chat dan
telepon tidak putus-putus. Berhentinya pas sedang tidur. Ingetin sudah makan
apa belum, padahal orang tua dirumah tidak pernah ditanya kabarnya. Saling mengingatkan sudah sholat atau
belum, padahal sendirinya belum sholat. Apa mereka lupa dengan
janji-janji manis yang mereka umbar satu sama lain untuk saling bla bla bla?
Tidak malu kah mereka dengan semua masa lalu yang dulu pernah mereka jalani? Yang
sekarang malah berubah 360 derajat, bukan 180 derajat lagi.
Yang
lebih lucu dan ngenes,
sekarang ini di sosmed lagi ngetrend ngejek mantan dengan nama binatang contoh
A*jing, M*nyet, dan sejenisnya, apalahh itu. Cieee ganti namanya drastis gitu
ya, dari aa, dede, ayang,
sayang, cintah, ayah, bunda, bebeb, dan lain-lain langsung jadi penghuni kebun
binatang gitu. :D
Kalau
musuhannya diam-diam, hanya mereka berdua yang tahu sih masih mending, tapi
kalau musuhannya diumbar disosmed kan antara lucu dan prihatin. Tidak malukah dengan orang-orang yang tahu bahwa hubungan
kalian kandas dan berakhir menyedihkan? Jadi semua orang tahu bagaimana perilaku
kamu terhadap pasangan jika sudah
putus.
Sakit
hati? Lahh kalau tidak mau sakit hati ya jangan pacaran atuh. Itu mah resiko.
Terima sajalah dengan lapang dada.
Kamu malu
dan marah karena pada akhirnya tidak berjodoh dan sudah terlanjur sayang sampai
tidak mau lepas dari orang terkasih? Lahhh memang dari awal mereka tidak sadar
kah bahwa jodoh itu Allah yang atur, bukan kita sendiri yang atur. Mau sekeras apapun kita bertahan dan ngotot si dia yang harus jadi jodoh kita kalau Allah tidak
kasih 'lampu hijau' untuk hubungan kita, terus kita yang lemah dan hina ini bisa apa? Teriak-teriak gitu
sama Allah terus maksa minta dijodohin? Ya kaliiiii. hehee..
Justru
seharusnya ketika kita putus dengan pacar, hal yang perlu kita
ingat adalah 'sakit hati' nya
Allah yang sudah kita khianati aturannya. Malu sama Allah yang masih memberi kita
kesempatan untuk bertaubat dan lepas dari jerat setan. Bukannya malah sibuk
mencaci maki satu sama lain. Dan yang lebih parah malah sibuk cari pacar baru
yang lebih baik dari sang mantan buat nunjukin bahwa diri ini lebih hebat,
lebih laku dari si dia. Biar si dia nyesel mutusin aku, gitu deh bahasanya.
Huft,
memang gak capek ya? Jujur, menurut saya itu justru melelahkan dan bikin capek
hati. Dari pada pusing mikirin balas dendam ke mantan, mending sibukkan diri
dengan hal yang positif. Kalaupun mau balas dendam, ya balaslah dengan cara
yang berkelas. Bukan dengan menunjukkan tindakan kekanak-kanakan yang bisa dibilang norak sama orang lain.
Balaslah
mereka dengan menunjukkan sisi terbaik kita yang belum pernah dia lihat. Misal
dengan menjadi juara lomba tertentu
disekolah atau dikampus, jadi pengusaha, jadi penulis, jadi lebih sholeh /
sholehah, dan lain sebagainya. Tunjukkan dengan cara yang elegan. Bukan cuma mengandalkan penampilan
saja untuk balas dendam. Sibuk ke salon A, B dan C memperbaiki penampilan
supaya terlihat lebih cantik atau tampan. Sibuk cari pacar yang lebih ganteng atau lebih cantik. Sibuk
pamer kekayaan biar sang mantan tergiur dan minta balikan. Sibuk dengan hal-hal
yang justru membuat kita semakin sengsara.
Dear
akhi dan ukhti yang soleh dan solehah, bukankah sedari awal kita sadar bahwa
pacaran pada akhirnya hanya akan
merugikan diri sendiri? Jika kita terus memaksa untuk tetap mencari keuntungan
dari tindakan 'ilegal' dalam ajaran agama islam ini, ya siap-siap saja kecewa. Saat putus dengan
pacar, lalu kita merasa dirugikan atau disakiti, ya terima saja, mohon ampun
sama Allah selama ini tidak mau patuh dengan perintahnya. Itu lebih baik dan bisa
membuat hati menjadi lebih tenang, dari pada hanya meluapkan kemarahan dan
tidak mau bersyukur dengan apa yang sudah Allah takidirkan. Hal itu hanya akan
menambah sesak hati dan beban hidup akan
terasa bertambah.
Coba
kalau Allah pendendam, bisa saja setiap manusia yang pacaran tidak dipertemukan
jodohnya dan dijadikan perawan tua atau bujang lapuk. Allah bisa melakukan apa
saja jika Dia berkehendak. Untungnya
Allah Maha Pemurah, Maha Pengampun, dan Maha Pengasih. Dia tidak pernah
menyimpan dendam kepada hamba-Nya yang ngeyel. Bahkan Dia selalu memberikan
nikmat kepada semua hamba-Nya baik itu berdosa atapun tidak. Coba, kurang baik
apa Allah sama hamba-Nya?
So, intinya ketika
kamu putus dengan si dia cobalah untuk tenang sejenak. Jangan dulu terbawa
emosi. Pikirkan hal-hal yang menyenangkan yang bisa kamu lakukan setelah putus
dengan si dia. Misal, punya banyak waktu luang untuk belajar, untuk ikut
kajian, kumpul dengan sahabat, silaturahim keluarga, dll. Lalu, lupakan semua
kenangan manis dan pahit sama si dia. Kalau kamu punya fotonya, hapus saja,
buang atau kembalikan ke dia kalau perlu. Barang-barang pemberiannya juga
dikasih saja ke orang lain. Misal ada boneka, kasih ke keponakan. Barang-barang
yang masih bermanfaat mending berikan ke orang lain yang membutuhkan. Jika
dahulu nama kontaknya mesra dan so sweet, gantii menjadi nama aslinya jangan
dirubah jadi nama binatang, atau hapus juga boleh biar semua tentangnya
terhapus.
Rasa sakit hati akan
terhapus dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun jika rasa sakit
hati ini terus kamu pupuk dengan mengingat kesalahan si dia maka kamu sendiri
yang akan kesulitan untuk move on. Khawatir, fokus kamu bukan ke arah yang
positif, tapi justru ke arah yang negatif.
Rasa sakit hati yang
tak kunjung selesai hanya akan membuat kamu capek sendiri. Serius deh, ketika
kamu sakit hati lalu melampiaskannya ke arah yang negatif, justru kamu yang
rugi. Bisa jadi si dia malah sudah move on dan memperbaiki diri, melupakan kamu
dan kenangan bersamamu sepenuhnya tanpa jejak. Dia makin baik, kamu makin
buruk? Rugi lohh...
So, akhirnya kamu
pilih mana? Berteman baik atau musuhan? Move on atau tetap terpuruk bersama kenangan
si dia? Marah atau memaafkan? Hidup
tenang atau hidup penuh dendam? Selamat berfikir jernih untuk kebaikan mu
sendiri. :)
Saya
menulis hal seperti ini bukannya sok benar sendiri dan merasa paling suci. Saya manusia biasa, yang masih banyak
dosanya. Namun, saya berusaha untuk menebar sedikit kebaikan ditengah tumpukan
dosa-dosa saya. Saya berusaha untuk bisa bermanfaat untuk orang lain melalui
tulisan yang tidak seberapa ini.
Semoga
tulisan ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan
dihati akhi dan ukhti.
Syukron :)
Wassalamu'alaykum.
Komentar
Posting Komentar