Kasmaran Ala Siapakah Ini?


Muslimah yang baik, kita ngobrol-ngobrol lagi yukk membahas soal hal yang lagi tren di kalangan remaja saat ini. Kita semua sudah tahu toh kalau Allah telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan untuk saling melengkapi satu sama lain dan untuk menutupi kekurangan masing-masing. Kelebihan pasangan kita akan menjadi penutup kekurangan yang kita miliki, dan kekurang pasangan kita adalah pelengkap, bukan beban. 

Nahh Berkaitan dengan masalah pasangan, di zaman yang seperti sekarang ini pacaran merupakan salah satu tradisi dimana seseorang bisa memiliki pasangan tanpa ikatan resmi pernikahan. Pacaran menjadi tren yang sedang merajalela di kalangan remaja. Saking nge-trennya pacaran, sampai-sampai ada sebagian remaja yang merasa malu kalau tidak punya pacar. Lhooooo??????

 Kata jomblo menjadi aib bagi sebagian remaja, karena diejek tidak laku dan lain sebagainya. Jujur, saya heran dengan remaja yang malu saat mereka tidak punya pacar. Mengapa mereka harus malu? Justeru menurut saya pribadi  dengan menjomblo kita bisa melakukan banyak kegiatan positif lainnya tanpa harus dibebani dengan sms, telpon, bbm, whatsApp dan lain sebagainya dari pasangan kita. Coba bandingkan dengan ornag yang memiliki pacar. Mereka sibuk dengan handphone mereka untuk megobrol atau sekedar mengabari sang kekasih tentang keadaan kita, atau sekedar bertanya kepada sang kekasih sedang apa dirinya disana. Yang rajin seperti itu juga kadang cuma remaja yang baru ‘jadian’. Kalau sudah masuk hitungan beberapa bulan semisal 3 bulan saja, biasanya sudah mulai longgar komunikasinya. Dan yang paling penting adalah TIDAK MENAMBAH DOSA di mata Allah. :)

Mungkin sikap seperti diatas terkesan norak dan lebay. Menurut saya ketika remaja yang sedang kasmaran bersikap alay dan norak itu adalah hal yang wajar karena memang kedua sikap itu sulit dihindari bagi sebagian kalangan. Jika saja norak dan alay nya itu bisa digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat, kan akan lebih baik. Misal, menulis puisi nan indah dan mengarang cerpen soal cinta lalu dikirim ke beberapa redaksi majalah atau surat kabar. Kalau dimuat oleh pihak redaksi kan lumayan dapat tambahan uang jajan. Kerenkan?

Namun  yang saya sayang kan dari remaja yang kasmaran ini adalah tindakan  yang menurut saya tidak ada untungnya. Contohnya, mereka beramai-ramai memenuhi media sosial dengan status-status nan romantis dan so sweet, foto narsis nan mesra bareng sang kekasih hati, dan pamer status hubungan yang terjalin dengan sang kekasih seperti ‘menikah, tunangan, HTS, dan lain sebagainya. Tujuannya apa? Supaya semua orang tahu kalau si ‘A’ punya pacar kah? Atau membuat iri orang lain kah? Atau sebagai tanda cinta kah? Entah lah. Hanya mereka yang tahu. Ujung-ujungnya kalau putus langsung pada up date status kasar atau status galau. sibuk rubah status hubungan jadi tidak berpasangan lagi. Hayooo siapa yang kaya gitu??? hehehe

Nahhh efek dari putus di atas adalah SUSAH MOVE ON. Memang sih tidak semuanya susah move on, tapi hanya sebagian saja. Penyakit efek jatuh cinta yang berlebihan ini menjangkit beberapa teman saya. Saya memilki pengalaman curhat dari seorang teman, entah mengapa dia sangat mencintai seorang laki-laki yang jelas-jelas tidak serius mencintainya. Bahkan saya pribadi punya firasat bahwa laki-laki itu tidak baik.  Dia menangisi dan menyesali kandasnya hubungan mereka sampai sakit. Astagfirullah.....

Buat apa menghabiskan waktu untuk memikirkan dan menangisi lelaki yang bukan siapa-siapa kita. Yang bahkan mungkin dia tidak memikirkan kita. Terlalu mahal harga tangisan kita jika hanya untuk menangisi sesuatu yang tidak bermanfaat.  Jika memang susah move on, coba isi waktu kalian dengan kegiatan positif seperti menulis, menggambar, melukis, asal ya jangan mantan kalian juga yang di jadikan objek kegiatan positif itu. Nanti malah menulis tentang mantan, melukis wajah mantan, ya ampun itu sama aja memupuk luka lama agar tumbuh menjadi benih cinta.

 Yuukk solehah, kita gunakan waktu berharga kita dengan kegiatan positif. Jangan memikirkan sesuatu yang tidak pantas kita pikirkan. Mohon maaf, saya tidak bermaksud sok benar sendiri. Saya juga manusia biasa tempatnya khilaf. Saya masih belajar untuk membenahi iman, sikap, dan ilmu saya. Masih banyak yang harus saya pelajari karena ilmu saya sungguh masih sangat sangat sangat kurang. Namun dengan ilmu yang sangat kurang ini, saya berusaha untuk saling mengingatkan karena manusia yang baik adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Saya belum bisa bermanfaat bagi orang lain dari segi materi, setidaknya saya ingin bermanfaat bagi orang lain dengan tulisan yang saya muat, meskipun tulisan saya tidaklah sesempurna tulisan para penulis besar dan motivator handal.

Sekali lagi saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati. Terima kasih. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibu, Aku Ingin Bebas

Ilmu Dunia SARJANA Tapi Ilmu Agama Cuma TK ???

Al-Khawarizmi