Kata-Kata Manis mu

Wahai wanita muslimah yang istimewa, alangkah baiknya jika kata-kata manis mu seperti ‘sayang ku, cinta ku, my baby honey sweety, my lovely, sayangnya aku'  dan sebagainya itu kau simpan untuk lelaki yang halal bagi mu. Jika sedari awal sudah sering kau ucapkan, kata-kata itu akan menjadi sesuatu yang biasa dan tidak istimewa lagi didengar, atau kalau remaja zaman sekarang sebut udah basi. Apakah teman muslimah mau kelak suami mu merasa bosan dengan kata-kata manis itu, yang bahkan sudah sering dia dengar dan baca lebih dulu di media sosial saat belum menjadi suami, yaitu pada mantan-mantan mu dahulu?

Alangkah baiknya jika lisan kita dijaga untuk senantiasa merahasiakan apapun yang memang pantas untuk dirahasiakan. Kata-kata manismu bisa kau simpan sebagai rahasia. Nanti bisa teman-teman muslimah ‘bocorkan’ atau ‘buka’ sendiri kepada yang berhak mendengarnya yaitu suamimu. Jikalau memang sudah terlanjur cinta pada pasangan yang sekarang biasa disebut ‘pacar’,hendaklah berkata sewajarnya. Terlebih lagi jika kata-kata manis itu kau umbar dimedia sosial, yang semua orang bisa tau bagaimana sikap aslimu jika sedang jatuh cinta dan kasmaran pada pasangan. Bukan hanya kata manis saja yang sering diumbar, kata-kata kasarpun sering ditulis saat marah pada pacar. Contoh : ‘dasar loe B******N, M****T, B******T, ga bisa ngertiin gua’ dan lain sebagainya. Ckckckck... istighfar ya solehah.  :)

Gaya mu yang centil dan manja saat bicara pun terhadap lawan jenis hendaknya disembunyikan. Sayang lohhh, itu hak suami mu ya solehah. Kalau sedari awal sudah sering bermanis-manis kata dan perilaku terhadap laki-laki yang bukan muhrim mu, apakah teman muslimah tidak takut dan malu dengan opini orang lain diluar sana, terutama kaum adam? Kaum adam akan berpendapat ‘ohh begini toh si ‘A’ kalo sayang sama pacarnya, ohhh begini toh si ‘B’ kalo lagi kasmaran’ dan pendapaat lainnya.  Hayooo, cara mu bermanis manja kepada laki-laki sudah bisa ditebak oleh orang lain. Bukankah seharusnya itu semua menjadi rahasia bagi mu dan suami mu wahai muslimah? :)

Wahai muslimah yang baik hati, yukk kita budayakan rasa malu. Budayakan pula menjaga privasi agar tidak menjadi konsumsi publik. 

Maaf yang sebesar-besarnya, saya tidak bermaksud menggurui atau sok suci dan sok alim, tapi hanya sekedar menyampaikan apa yang ada difikiran saya saja. Diterima alhamdulillah, tidakpun itu hak temen muslimah. Mengingat banyak kata-kata manis terucap dijejaring sosial baik dari kalangan wanita maupun pria. Namun itu kembali kepada pilihan berfikir masing-masing. Tidak ada yang pantas menghakimi sesama manusia kecuali Allah SWT. Dia zat yang Maha Adil dalam menghakimi hamba-Nya.  

Mohon maaf juga jika ada kata-kata yang tidak berkenan dihati. :)

Terima kasih, semoga bermanfaat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibu, Aku Ingin Bebas

Ilmu Dunia SARJANA Tapi Ilmu Agama Cuma TK ???

Al-Khawarizmi